Estas Assadurahman - CALEG NO 8

KETIKA HALAQOH TIDAK LAGI DI RINDUI


pksblimbing.blogspot.com | Suara-suara mendengung bak lebah itu menumbuhkan suasana syahdu dan khusyuk. Lantunan kalam Ilahi yang meluncur dari lisan-lisan shalih itu bak mantera penguat jiwa. Muraja’ah hafalan surat-surat dalam Al-Qur’an serta talaqqi madahpenuh dengan semangat dan optimisme yang tinggi. Pertemuan pekanan ini ibarat ruh bagi jiwa, bak air untuk kehidupan.

Majelis pekanan yang lazim dikenal sebagai halaqah, tak bisa dipungkiri adalah nadi bagi sebuah harakah Islamiyah. Di dalamnya, para kader dakwah berinteraksi secara intim dan intens di bawah bimbingan seorang Murabbi. Pertemuan-pertemuan pekanan semacam ini haruslah dinamis dan produktif agar harakah Islamiyah dapat terus menggulirkan amal-amal dakwah demi kejayaan Islam. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa tak selalu halaqah ini berjalan mulus. Ada kalanya rutinitas pekanan ini didera kelesuan. Karena bagaimanapun pribadi-pribadi di dalamnya adalah manusia, bukan kumpulan para malaikat, yang memiliki iman yang fluktuatif.

Mengapa sebuah halaqah tak lagi nyaman didatangi?
Pertama, disorientasi tujuan.
Motivasi orang mengikuti kajian rutin seperti halaqah sangat beragam. Ada yang karena ingin mendalami ilmu agama. Ada yang tertarik oleh ajakan kawan. Ada yang bersungguh-sungguh ingin menegakkan agama Allah. Pun tak sedikit yang semangat berhalaqah agar naik jenjang keanggotaan dalam jamaah. Nah, ketika dirasa peluang naik tingkat sangat kecil, bukan tidak mungkin semangat yang sebelumnya menyala-nyala bisa langsung padam. Disorientasi tujuan ini berkaitan erat dengan ruhiyah seseorang sehingga ketika ada yang mengalami hal ini, maka pasokan ruhiyahnya harus ditingkatkan. Bisikan-bisikan hawa nafsu harus ditepis agar keikhlasan tetap terjaga. Komitmen bergabung dalam jamaah dakwah harus dikuatkan kembali.
Kedua, pelaksanaan halaqah yang membosankan.

Bagaimanapun, mengelola halaqah ada seninya. Meskipun kurikulum sudah ada, silabus sudah lengkap dan tujuan masing-masing materi sudah jelas, tetap saja diperlukan strategi agar halaqah berjalan dinamis dan penuh kesan. Halaqah yang melibatkan semua komponen dan bergerak menuju arah yang sama tentulah halaqah yang sangat dinanti-nantikan kehadirannya. Oleh karenanya setiap individu di dalam halaqah memiliki peranan yang sangat penting demi mewujudkan halaqah yang dirindui.
Ketiga, hubungan Murabbi dengan mutarabbi.

Murabbi sebagai pemimpin dan pengendali halaqah memegang peranan yang paling penting. Sosoknya haruslah mampu diterima semua anggota kelompok. Tidak ada penolakan terhadap dirinya. Imam Hasan Al Banna mengibaratkan figur ini sebagai syaikh dalam hal kepakaran ilmu, orang tua dalam hal kasih sayang, guru dalam hal pengajaran, kakak dalam hal teladan dan pemimpin untuk urusan ketaatan.
Pernah ada seorang mutarabbi yang menyampaikan kepada Murabbinya, “Ustadz, saya usul dalam halaqah kita ketika adzan Isya’ berkumandang marilah kita segera shalat berjamaah sebagaimana ketika kita shalat Maghrib.” Tak dinyana, jawaban Sang Murabbi begini.”Akhi, saya ketika halaqah dengan para doktor-doktor syariah biasa saja gak shalat Isya’ jamaah waktu halaqah. Shalatnya nanti di rumah saja biar waktu halaqah nggak terlalu lama. Saya rasa, yang perlu diperbaiki itu komitmen Antum. Antum suka datang telat, waktu halaqah tidur, kurang ihtiram, gak setor hafalan….”

Menjadi pemimpin, tak boleh alergi kritik sebagaimana menjadi mutarabbi pun tak boleh alergi nasihat dan teguran. Ketika jawaban tersebut disampaikan, maka si Al akh pun balik membalas, “Ustadz, saya kan usul. Usul itu bisa diterima atau ditolak. Kalo diterima, Alhamdulillah kalo nggak ya nggak apa-apa. Jangan malah membeberkan aib-aib saya…”

Ketika hubungan Murabbi-Mutarabbi seperti ini –saling menyerang- pastilah halaqah bukan lagi momen yang dirindukan. Ia akan menjadi waktu yang tidak diharapkan, atau dijalani dengan terpaksa. Dihadiri tanpa semangat. Oleh karenanya harus ada hubungan yang mesra antara Murabbi dengan mutarabbi-nya. Jika hubungan ini sudah tercipta, niscaya halaqah akan menjadi momen yang dinanti-nanti.
Keempat, melemahnya militansi.

Bisa jadi, masa-masa awal mengikuti halaqah adalah momen-momen yang tak terlupakan. Berkobar-kobarnya semangat dan keinginan meninggikan agama Allah. Setelah itu akan dirasakan kestabilan dan keadaan yang biasa-biasa saja. Kesibukan dunia, rutinitas kerja, tuntutan-tuntutan di luar dakwah dan kompleksitas dari ketiga faktor di atas akan melemahkan militansi. Pada kondisi seperti ini, halaqah bisa berubah menjadi sekedar rutinitas yang menjemukan. Hanya akan menjadi majelis ‘setor muka’. Jika ini yang terjadi, maka wajarlah jika kelak lambat laun halaqah tak akan lagi dirindui. Oleh karenanya, bangkitlah! Semangat itu tak dicari, tapi ditumbuhkan. Kemudian dipupuk dan dijaga dari hama dan virus yang akan melemahkannya. Militansi tak kenal musim. Ia harus dijaga senantiasa hidup dan menjadi api perjuangan.

Wahai Saudaraku, mari tumbuhkan kerinduan akan hari itu. Hari pertemuan kita dengan saudara yang diikat karena Allah. Hari yang di dalamnya penuh keberkahan dan doa para malaikat. Satu hari dalam setiap minggu yang kita dedikasikan untuk menghasilkan amal-amal dakwah dalam bingkai harakah Islamiyah…
(dakwatuna.com)

KulTwit @fahrihamzah : Syawal itu Awal....


Fahri Hamzah
Wakil Sekjen DPP PKS
Wakil Ketua Komisi III DPR RI



  1. #Syawal seperti menjadi awal. Tapi awal dari apa? Awal bagi diri sendiri tapi tidak bagi publik. Welcome to the reality everybody. #Syawal
  2. Dan yg kita selesaikan selama #Ramadhan adalah masalah dengan diri sendiri. Dan saat 1 #Syawal kita selesaikan dgn orang lain.
  3. Salaman adalah simbol keinginan untuk berbaikan dengan orang karena sikap dasar kita itu: Tdk cari musuh, ketemu jgn lari
  4. Tapi sekarang, kita kembali pada kenyataan: politik, seni, ekonomi, dll. Ada potensi masalah baru. Sadarilah.
  5. Dan tidak ada maksud ku kecuali melakukan perbaikan (ishlah, Qur'an). Tapi apakah otomatis semua menerimanya baik?
  6. Itu sebabnya yg terpenting dari semua ini adalah "selesai dengan diri sendiri". Lalu beritikad bersahabat.
  7. Sebelas bulan di depan, sebelum ketemu #Ramadhan lagi. Dan kita akan menguji siapakah yg bekas-nya paling kuat. Sejak bertemu #Syawal
  8. Anda tahu kenapa menikah di bulan #Syawal jadi tradisi? Sebab isteri/suami dan keluarga adalah manusia terdekat. Selesaikanlah.
  9. ika kita (#Ramadhan) dan keluarga kita (#Syawal) mantap menhadapi dunia, maka apapun akan kita lewati dgn baik.
  10. Fastabikul khairat, mari berlomba berbuat baik demi ibu pertiwi. Dengan hati yg putih bersih. #Syawal




*)http://twitter.com/#!/Fahrihamzah


*from Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Indonesia

Kiprah DPC PKS Blimbing Malang

Under Construction..

Gallery DPC PKS Blimbing

Under Construction

DELAPAN KOSA KATA


Taujih kedua Anis Matta
dalam acara Kemah Peduli di Cibubur)

disarikan dari buku : INTEGRASI POLITIK DAN DAKWAH


Ikhwah sekalian,


Kemarin saya telah menyampaikan tiga cita-cita kita.
Pertama : Cita-cita Politik,
yaitu bagaimana kita bisa menembus batas masyumi 20%.
Kedua : Cita-cita dakwah,
yaitu menembus batas 50+1% dari total suara partai-partai islam dengan kontribusi PKS yang akan kita berikan minimum 30%.
Ketiga : Cita-cita peradaban,
yaitu menjadikan Indonesia sebagai kiblat politik dunia islam, Insya Allah..

Pada saat itu, kita akan mengatakan apa yang dikatakan oleh Nabi Sulaiman kepada Balqis, "innahu
min Sulaiman wa innahu bismilahirrahmanirr ahiim, alla ta'lu alayya wa'tuni muslimin." Kita juga akan mengatakan apa yang dikatakan Rasulullah SAW kepada raja-raja yang ada di zamannya, seperti surat beliau kepada Heraklius, "Aslim taslam walakal ajru marratain." Masuk Islamlah dan kamu akan selarmat dan kamu akan dapat dua kali lipat pahala. Kita bermimpi pada suatu waktu kita akan menulis surat-surat semacam itu, Insya Allah. Sehingga kita tidak hanya membaca dan mengulang-ulanginya lagi. Kita berada pada periode Mekkah tetapi tidak pernah berada di ujung periode Madinah. Pada suatu waktunya kita hanya selalu berdoa,"Rabbisysyra h lii shadri wayassir li amri wahlul uqdatan min lisaani yafqahu qaulii." Itulah doa nabi Musa ketika beliau berhadapan dengan Fir'aun. Doa-doa ini yang biasanya kita ucapkan waktu kita berhadapan dengan raja-raja tiran hari ini.
Kita juga bermimpi bahwa pada suatu waktu, kita akan berdoa seperti doa nabi Sulaiman,"Rabbi habli
mulkan laa yan baghli li ahadin min ba'di." Ya Allah berikan aku kerajaan yang tidak akan pernah kau berikan kepada siapapun yang datang sesudah kami. Mudah-mudahan kita akan mengucapkan hal itu setelah PKS mendapatkan suara 35% dalam pemilu yang akan datang. Insya Allah.

Ikhwah sekalian.

Kita ingin menghadirkan sejarah itu pada hari kita, pada zaman kita, pada generasi kita. Dan, Salah satu hal yang patut kita syukuri-dan saya selalu mengulang-ulang hal ini-bahwa Allah SWT mentakdirkan datangnya zaman reformasi ini ketika kita semuanya masih muda belia, dan ketika kita masih punya banyak waktu untuk belajar dan mempercepat pertumbuhan kita. Kalau kita mempunyai
cita-cita besar setelah ini, maka ada dua keyword yang kemudian harus kita hafal. Setelah cita cita politik, cita cita dakwah dan cita cita peradaban ini, ada dua kata lagi yang harus kita hafal, dua kata ini yaitu : Pertama adalah Asset, Kedua adalah kapitalisasi. Kita harus membangun asset-asset dakwah kita ini, agar kita mempunyai laverage untuk berkuasa. Agar kita layak empunyai kapasitas untuk memimpin negeri ini. Dan asset yang harus kita miliki itu minimal ada tiga. Pertama adalah ide, yang kedua adalah orang, yang ketiga adalah uang. Inilah tiga asset dakwah yang harus kita miliki.

1. Ide
Ikhwah sekalian, partai ini adalah partai dakwah, partai intelektual yang datang dengan sebuah kerangka sistem, yang datang dengan sebuah konsep, untuk mengelola dan merekonstruksi kembali kehidupan kita di Indonesia . Jadi kalau kita tidak punya ide-ide besar untuk mengelola negeri ini, kita tidak akan pernah mempunyai laverage untuk membangun negeri ini. Dulu kenapa Soekarno berhasil mengalahkan Masyumi karena kalau kita membaca debat-debat politik dan debat-debat ideologi pada waktu itu, harus kita katakan dengan jujur bahwa Soekarno lebih mampu mengelaborasi ide-idenya ketimbang tokoh-tokoh muslim pada waktu itu. Ketika Soekarno menulis misalnya tentang Marhaen, dia menjelaskan gagasan tentang sosialisme dengan cara yang sangat sederhana dan dia mengisi satu kekosongan ideologi pada waktu itu. Sekarang di zaman reformasi ini, kita juga menyaksikan bahwa negeri kita sedang mengalami kevakuman ideologi.
Siapa saja kekuatan politik yang mampu mengisi kekosongan tersebut ini maka dia akan merebut masa depan di Indonesia. Kita beruntung ikhwah sekalian, kita mempunyai suatu landasan pemikiran, suatu landasan manhaj ketika kita masuk ke dunia politik. Inilah yang dapat menjelaskan, bahwa partai-partai islam yang lain tidak mamp bertahan lebih lama di panggung politik negeri ini jika mereka tidak membawa sesuatu yang membuat mereka berbeda dari yang lain. Kita berbeda karena membawa kekhasan ideologi, kekhasan konsep dan itu yang membuat kita berbeda. Dan, Insya Allah, bisa bertahan lebih lama dibanding yang lain.

Ikhwah sekalian,
Negeri sebesar Indonesia ini, bukan hanya membutuhkan orang besar, tapi juga membutuhkan otak besar untuk mengaturnya. Kalau kita datang tidak dengan otak besar seperti itu, niscaya kita tidak akan bisa mengatur negeri ini. Saya percaya ketika Allah SWT menakdirkan kita semua lahir di negeri ini, lahir diatas tanah ini,lahir di zaman ini, dan besar di zaman reformasi ini, itu artinya Allah SWT mentakdirkan kita untuk mengurus negeri ini. Itu berarti bahwa Insya Allah di Partai ini ada begitu banyak otak besar yang bisa mengatur negeri ini di masa yang akan datang.

2. Orang
Setiap ide besar juga membutuhkan orang besar. Dan kategori orang besar yang kita perlukan
setidaknya ada empat :

1. Orang yang akan mengelola dan mengoperasikan harakah.
Kita adalah orang tersebut. Oleh karena itu dalam fiqh dakwah, dalam Siyasatud Dakwah kita belajar tentang apa yang disebut dengan Qaidah Harokiyah. Qaidah Harakiyah yaitu basis pergerakan. Orang orang yang akan menjadi tulang punggung pergerakan. Tulang punggung pergerakan itulah yang kita sebut kader inti. Itu tulang punggungnya, tetapi di sekitar kader inti ada kader pendukung. Apabila kita ingin mengatur 220 juta penduduk Indonesia ,berapa kira kira tulang punggung pergerakan yang kita perlukan untuk itu? Ini musti ada rasio.
Jadi ketika kita menetapkan 2 juta orang kader pada tahun 2009 nanti, 2 juta orang ini hanya mendekati 1% dari total jumlah penduduk di Indonesia. Karena kita tidak akan pernah bisa mengendalikan negeri sebesar ini kecuali kalau kita punya sistem pengendalian yang kuat, yaitu kader-kader kita. Sehingga kita bisa mengatakan pada suatu waktu, apabila jumlah rasio kader kita setidak-tidaknya ini setara dengan nishab zakat 2,5% kita mempunyai kader sekitar 5 juta orang, maka tidak boleh ada satu jengkal di negeri ini, yang disitu tidak ada kader inti, Insya Allah. Karena itu dalam strategi pengembangan harakah kita ke depan, kita sudah menetapkan bahwa Insya Allah di tahun yang akan datang, target rasio maksimum kita adalah, pada setiap desa di seluruh Indonesia , minimumnya ada satu unit pembinaan kader inti. Ini target kita dalam kaitannya dengan rekrutmen orang pada kategori operator pergerakan (Qaidah Harakiyah).
2. Orang-orang yang akan kita siapkan menjadi pemimpin politik.
Dalam amanat Munas yang lalu, kita tetapkan untuk menokohkan sekitar 100 orang pimpinan pusat kita sebagai tokoh nasional. Sebab kader ini adalah operator, tetapi kalau kita tidak punya icon di tingkat pusat, maka kita juga tidak bisa memimpin negeri ini. Jadi kita memerlukan orang-orang yang kita siapkan untuk menjadi pemimpin politik. Dalam basis pergerakan kita, dalam manhaj siyasatud dakwah, kita juga menemukan bahwa Qaidah siyasiah adalah elemen tertinggi dalam hirarki kepemimpinan kita di dalam jamaah dakwah ini. Jadi kita perlu juga menyiapkan itu walaupun sumberdaya kepemimpinan politik ini, berasal dari basis pergerakan yaitu Qaidah Harakiyah, dari para operator harakah yang kita bina, seperti kita semuanya.
3. Orang-orang yang kita rekrut untuk mengoperasikan negara
Dr.Yusuf Qardhawi mengatakan," janganlah harakah ini bermimpi, bahwa pada suatu waktu, kita akan memimpin negeri ini seorang diri tanpa orang lain. Kita musti berbagi dengan orang lain, setidak-tidaknya cara berbaginya adalah sebagaimana singa membagi rusa yang baru saya ditangkapnya. Antum pernah melihat planet animals? Begitu seekor singa menerkam rusanya, dia mengambil dulu bagiannya yang terbanyak, habis itu dia panggil teman-temannya. Oleh karena itu angka 35% yang disebutkan pak Ripto tadi adalah jatah singa. Orang-orang Arab menyebutnya hisshatul asad. Itu jatah singa, sisanya kita berbagi. Dan ketika kita berbagi, kita berbagi bukan karena kita lemah,tetapi karena itu adalah kemurahan hati kita.
Oleh karena itu ikhwah sekalian, kita tidak mungkin bisa membayangkan bahwa misalnya ketika Presiden yang muncul dari Partai Keadilan Sejahtera, Presiden ini akan mengangkat 35 orang menteri dari PKS. Kemudian dibawah setiap departemen itu ada sekitar 50 eselon satu dan dua, yang jumlahnya mungkin total seluruh departemen sekitar 1500-an lebih. Setelah itu juga kita mengangkat sekitar 10 direksi dan komisaris pada 158 BUMN. Ini tidak mungkin begitu..Jadi kita musti merekrut orang-orang di luar, orang-orang yang sudah matang diluar, kemudian kita rekrut ke dalam menjadi bagian dari supporting system dakwah kita. Oleh karena itu di dalam amanat Munas juga, kita melihat program ini ada dan program ini disebut rekrutmen 1000 profesional kelas atas. Jadi ikhwah sekalian, inilah asset kedua yaitu asset orang..
4. Orang, dalam kategori sya'biah yaitu para followers dan para pengikut.
tiga kategori pertama tadi adalah kategori yang kita maksudkan sebagai trendsetter, mereka inilah yang akan memimpin harakah dan juga sekaligus negara di masa yang akan datang. Kalau jatah DPW DKI adalah merekrut sekitar 162.000 kader sampai pada tahun 2009 nanti, ini adalah suatu proses yang wajar-wajar saja karena kita mempunyai cita-cita yang besar sebelumnya.

3.Uang
Uang yang kita maksud disini adalah sarana. Karena Allah SWT mengatakan," Janganlah kalian memberikan harta-harta kalian kepada orang bodoh, yang harta itu adalah harta yang telah dijadikan Allah bagi kamu sebagai qiyaman, tulang punggung yang membuat punggungmu tegap." Jadi kalau kita mempunyai ide besar,kita punya orang besar, kita mempunyai operator yang bisa membuat ide itu berjalan, maka kita juga musti mempunyai sarana yang membuat ide itu bekerja.
Gabungan dari tiga unsur inilah yang kita sebut sebagai asset-asset politik. Kita memerlukan ini untuk memimpin negeri ini di masa yang akan datang. Tetapi seandainya kita sudah mempunyai tiga asset ini. Belum tentu merupakan jaminan bahwa kita memenangkan pertarungan. Kita memerlukan suatu ketrampilan yang lain yaitu ketrampilan untuk mengkapitalisasi asset-asset yang kita miliki. Asset yang kita miliki yang tiga itu, aset ide, orang dan uang, harus kita kapitalisasi untuk menciptakan tiga hal laiinnya.
Tiga hal lainnya itu adalah :
1. Peristiwa
2. Berita
3. Cerita

Kalau kita memiliki tiga asset, maka asset ini harus kita gunakan untuk menciptakan peristiwa. Olah karena itu ikhwah sekalian, kita semuanya harus membangun ketrampilan dalam diri kita sebagai pencipta-pencipta peristiwa. Bukan lagi sekedar komentator. Kita ingin melampaui era ini. Dulu jika ada peristiwa yang muncul, kita berkomentar. Sekarang kita ingin menjadi sebaliknya. Kita yang menciptakan peristiwa dan biarkan orang lain yang bicara. Kemenangan kita pada tahun 2004 yang lalu adalah sebuah peristiwa dan orang semua bicara tentang hal itu. Ada begitu banyak skripsi, tesis master, disertasi doktor di dalam dan diluar negeri, ditulis tentan peristiwa itu. Kita menciptakan peristiwa itu. Jadi kalau kita menciptakan peristiwa , maka akan ada berita sesudah peristiwa itu. Kalau kita banyak berita, maka akan terangkai sebuah cerita tentang kita.
Sekarang apa yang kita baca tentang Khulafaur Rasyidin ? apa yang kita baca tentang seorang sahabat? Seluruhnya adalah sebuah cerita. Cerita-cerita itu ditulis setelah mereka menang, cerita itu ditulis oleh pemenang dan ditulis oleh pelakunya sendiri. Setelah mereka menang baru mereka menulis ceritanya. Sekarang kita akan menggunakan tiga asset ini semuanya, untuk menciptakan peristiwa-peristiwa yang akan menyebarkan berita-berita yang akan kita rangkai menjadi sebuah cerita di masa yang akan datang. Insya Allah.

Nah ikhwah sekalian,
Dengan demikian di kepala kita sekarang sudah ada sekitar 5 kosa kata yang harus kita hafal dengan baik.
1. Cita-cita Politik
2. Cita-cita Dakwah
3. Cita-cita Peradaban
4. Asset
5. Kapitalisasi

Sekarang kita perlu, mengetahui bagaimana prosedur kita melaksanakan semua hal ini. Langkah pertama dari hal itu adalah membangun kapasitas. Kalau kita punya kapasitas besar maka produktifitas kita juga besar. Tetapi kalau kapasitas kita kecil maka produktifitas kita juga pasti rendah. Oleh karena itu, kita perlu membangun kapasitas. Sekarang coba kita lihat, kalau kita ingin merekrut, misalnya 20% suara pada pemilu yang akan datang, maka kita membutuhkan suatu kapasitas yang besar. Itu sebabnya antum lihat 2 juta kader itu adalah kapasitas yang kita perlukan.
Apabila dengan rasio 1 kader akan merekrut 10 suara maka kita akan mendapatkan sekitar 20 juta suara di masa yang akan datang, pada tahun 2009 nanti. Itu kapasitas. Jadi 2 juta itu adalah kapasitas. Kalau kita mempunyai 33 DPW, 441 DPD misalnya , kemudian sekitar leibh 6000 DPC, dan lebih 60..000 DPRa misalnya, itu adalah kapasitas yang bisa kita gunakan untuk merekrut suara sebesar-besarnya. Jadi sekarang kita perlu membangun kapasitas kita. Kapasitas ini meliputi kapasitas individu, maupun juga kapasitas struktur. Kalau kita sudah mempunyai kapasitas maka di lapisan luar dari kapasitas ini namanya adalah kinerja. Kita tinggal menunjukkan kinerja kita di lapisan keduanya. Kalau kita punya kinerja yang bagus maka muncul lapisan ketiga, lapisan ketiga itu yang kita sebut citra. Jadi ikhwah sekalian , inilah tiga urutannya :
1. Kapasitas
2. Kinerja, dan
3. Citra

Citra itu bukan sesuatu yang kosong. Kita belajar sangat banyak misalnya dari partai lain yang membangun citra sebagai wong cilik. Tetapi karena citr ini mungkin tidak dibangun dari kapasitas yang sebenarnya, maka citra ini hanya akan bertahan beberapa tahun lamanya setelah itu keropos.
Sekarang, kita terlebih dulu membuktikan bahwa kita benar-benar peduli kepada masyarakat jauh sebelum kita menumbuhkan jargon tentang bersih dan peduli. Terlebih dahulu armada charity dan sosial kita sudah bekerja lama ditengah masyarakat. Jadi ketika kita mengatakan PKS itu bersih dan peduli, maka yang kita katakan itu adalah cerita tentang masa lalu kita. Kita hanya menyimpulkan dalam sebuah kalimat-kalimat pendek. Jadi citra ini adalah sesuatu yang kita
bangun sebelumnya dari kapasitas yang kita miliki dan dari total kinerja yang kita bangun. Maka muncullah citra itu.

Ikhwah sekalian,
Dengan demikian kita mempunyai delapan kosa kata yang harus kita hafal dengan baik.
1. Cita-cita Politik
2. Cita-cita Dakwah
3. Cita-cita Peradaban
4. Asset
5. Kapitalisasi
6. Kapasitas
7. Kinerja
8. Citra

Kalau kita sudah memiliki semuanya ini, hanya ada satu hal yang harus kita lakukan sesudah itu, yaitu berdoa. Kenapa ikhwah sekalian? Karena kita tidak tahu apa takdir kita yang ada di lauhul mahfudz di masa yang akan datang. Catatan hasil komputer 2009 nanti sudah ada di lauhul mahfudz. Kita tidak akan pernah mendapatkan bocoran itu, tidak pernah. Jadi kalau ternyata kalah, itu karena memang tidak ada catatannya di lauhul mahfudz. Tidak ada human error disitu lagi, Insya Allah. Semuanya sudah berjalan sesuai rencananya, tidak perlu menyesal, karena kita telah memenuhi seluruh standar manusiawi yang harus kita penuhi. Setelah itu kita berdoa, kita hanya perlu menyadari selanjutnya implikasi dari semua itu terhadap kehidupan kita, individu per individu. Implikasinya adalah bahwasanya waktu tidur kita berkurang, waktu kerja kita makin banyak, satuan-satuan waktu kita makin padat. Karena setiap satuan waktu kita sudah dipenuhi dengan satuan kerja. Tidak satu unit waktu kehidupan kita yang kosong. Itu sebabnya Imam Hasan Al-Banna menyadari masalah ini dengan baik, maka beliau mengatakan alwajibatu aktsaru minal auqat (tugas-tugas kita lebih banyak dari waktu yang ada). Begitu total pekerjaan kita, kita distribusi ke dalam satuan waktu, kita akan menemukan satu fakta bahwa ternyata satuan kerja itu, unit-unit kerja itu, ternyata jauh lebih banyak dari unit-unit waktu yang kita miliki, perindividu. Bahkan setelah total wkatu individu kita digabung menjadi waktu kolektif, maka total waktu kita secara kolektif pun terasa belum cukup untuk memenuhi total daftar pekerjaan yang harus kita lakukan.
Itu sebabnya dulu ada pepatah arab yang mengatakan, idzaa kaanatin nufuusu kibaaran, ta'ibat fi muraadihal ajsaamu. Kalau orang yang mempunyai cita-cita yang besar, maka badannya akan lelah mengikuti kehendaknya. itulah ikhwah sekalian yang kita rasakan. Tetapi sekali lagi kita semua bersyukur, karena kita ditakdirkan oleh Allah SWT melakukan ini semuanya pada saat kita semua masih muda. Mudah-mudahan wakaf hidup pada saat kita muda ini, akan membuat kita semuanya tercatat sebagai hamba-hamba Allah SWT (dari tujuh golongan) yang akan terlindungi dan ternaungi pada hari kiamat sebagai wa syabun nasya'a ibadatillah (golongan anak muda yang tumbuh dalam pengabdian dan ibadah kepada Allah).

Ikhwah sekalian,
Saudara-saudara kita di belahan bumi lain sangat mengharapkan lompatan-lompatan besar di Indonesia ini, karena mereka ingin belajar, mereka ingin belajar dari kita. Mereka ingin belajar tentang bagaimana menciptakan lompatan-lompatan itu. Suatu waktu mereka bertanya pada saya,"Kenapa antum tidak menulis pengalaman antum semua di PKS ini?" Saya bilang,"Tunggu, karena kemenangan kita ini belum sempurna. Insya Allah setelah kemenangan kita ini sempurna, sesuai denganb target yang kita harapkan, sampai pada suatu tingkat aman, kemenangan yang cukup stabil pada waktu-waktu yang cukup lama, saat itulah mungkin waktu yang tepat untuk membukukan pengalaman kita. "Jadi pasti orang-orang ingin belajar. Saudara-saudara kita di negara-negara Muslim lain ingin belajar, tentang bagaimana kemenangan-kemenang an itu diciptakan.

Ikhwah sekalian,
Kalau antum ingin mengetahui rahasia mengapa dulu Rasulullah SAW bersabda, " Seandainya kalian semua menginfakkan seluruh harta kalian atau bahkan kalian menginfakkan gunung-gunung emas, maka kalian tdk akan bisa mendapatkan kesamaan pahala dengan pahala-pahala yang telah dicapai oleh sahabat-sahabat beliau. " Antum tahu apa rahasia dibalik sabda ini? Karena ada satu sumber pahala yang diperoleh seluruh sahabat ini, yaitu pahala karena mereka menjadi guru, menjadi guru bagi seluruh generasi yang datang sesudahnya.
Setiap kita adalah murid mereka. Dan semua yang kita pelajari, lalu kita lakukan dapat mengalirkan pahala kepada mereka. Oleh karena itu, sumber pahala mereka senantiasa ada. Bukan hanya ketika mereka masih hidup, bahkan setelah mereka mati jumlah pahala mereka jauh lebih banyak dari yang mereka peroleh, dibanding ketika mereka masih hidup.
Oleh karena itu, ketika Umar bin Khattab melarang Khalid bin Walid untuk ikut berjihad, alasan Umar bin Khattab adalah, " Wahai Khalid seluruh pahala yang kamu lakukan selama jihad ini sudah cukup untuk mengantarkan kamu ke surga." Jadi tidak perlu ada jihad lagi sesudahnya. Sudah terlalu banyak pahala.
Ikhwah sekalian,
Dibalik seluruh amal yang kita harapkan, dalam proses menciptakan peristiwa, menciptakan pahala, menciptakan kemenangan-kemenang an, ada pahala lain yang ingin kita dapatkan, yaitu pahala menjadi teladan bagi orang-orang yang lain, bagi saudara-saudara kita di tempat lain. Pahala keteladanan ini merupakan pahala amal jariah bagi kita semuanya. Kita tidak pernah tahu berapa banyak pahala yang akan mengalir dari sumber ini setelah kita meninggal nanti, Insya Allah.
Mudah-mudahan Allah SWT mentakdirkan kita semuanya menjadi guru-guru yang baik bagi saudara-saudaranya di belahan bumi lain, di masa yang akan datang. Insya Allah.

Agar Terhindar Dari Penyakit Bersihkan Sikat Gigi Dari Kuman



Perlukah sikat gigi bebas kuman? Tentu saja! Menempatkan sikat gigi di tempat yang salah seperti di kloset dan tidak membersihkannya dengan baik bisa menyebabkan kuman bersarang di sikat gigi dan membuat Anda sakit. Menurut pakar kuman Chuck Gerba, PhD, profesor mikrobiologi lingkungan di University of Arizona, kloset mengandung 3,2 juta bakteri di setiap 2,5 cm perseginya. Sewaktu kita menekan tombol flush, udara yang ikut keluar mengembuskan bakteri sejauh radius 1,8 meter. Artinya, lantai, wastafel, sikat gigi pun ikut tercemar bakteri. Sebaiknya, simpan sikat gigi di tempat tertutup, misalnya di kotak obat atau di dekat lemari. Selalu bersihkan Selain meletakkan sikat gigi dengan sembarangan, tidak membersihkan sikat gigi juga dapat memicu kuman bersarang pada sikat gigi. Beberapa orang percaya bahwa membersihkan sikat gigi dengan merendamnya ke dalam larutanmouthwash dapat membunuh kuman yang bersarang. Anggapan tersebut padahal keliru, karena mouthwash hanya mengandung sedikit alkohol yang dapat membasmi kuman. Lebih baik gunakan larutan alkohol 70% karena kadar tersebut dapat menyingkirkan kuman dari sikat gigi sehingga tidak mudah bau. Rendam sikat gigi sepanjang ukuran yang biasanya masuk ke mulut Anda dan ganti alkohol setiap 3-4 hari atau hingga larutan sudah berwarna keruh. Gunakan dan rawat Sikat gigi yang sering direndam ke dalam larutan alkohol dipercaya dapat mengurangi risiko seseorang terkena penyakit akibat kuman. Untuk menggunakan sikat gigi yang telah direndam ke dalam larutan alkohol, bersihkan terlebih dulu dengan air hangat agar bau alkohol hilang. Setelah bersih, oleskan pasta gigi di atas sikat dan sikatlah gigi dengan baik. Bersihkan sikat setelah digunakan dan rendam kembali ke dalam larutan alkohol. Cara yang lain adalah Anda dapat menginvestasikan kesehatan gigi dan mulut Anda pada alat pembersih sikat gigi. Gunakanlah pembersih sikat gigi yang mengandung sinar ultraviolet yang telah teruji secara klinis dapat membasmi kuman, bakteri, dan virus yang berbahaya bagi tubuh hingga 99.9% hanya dalam waktu beberapa menit.



sumber :
- http://www.kaskus.us/showthread.php?t=9530373

PENGAJIAN PKS DIGEREBEK


dakwatuna.com – Mencuatnya kasus isu NII (Negara Islam Indonesia) dan pengusung Ideologi Khilafah, membuat masyarakat phobia dengan berbagai pengajian Islam. Hal inilah yang menjadikan beberapa masyarakat semakin waspada terhadap orang-orang yang melakukan pengajian Islam.

Namun terdapat peristiwa yang menggelikan terjadi di Mojokerto beberapa waktu lalu. Sebagaimana biasanya, PKS (Partai Keadilan Sejahtera) yang mewajibkan kadernya untuk membuat pengajian pekanan bergantian di rumah setiap kader, dengan membahas keimanan, dunia Islam dan rencana program kerja kegiatan PKS di masing-masing daerah, kecamatan hingga desa. Hingga harus dicurigai sebagai pengajian NII.

Ketika pengajian sedang masuk tilawah Al Quran (pembacaan Al Quran) beberapa warga langsung berdatangan dengan membawa TNI, Polri dan SatPol PP. Beberapa orang terlihat sedikit emosi ketika berdialog dengan salah satu ustadz PKS yang tengah mencoba menenangkan massa dengan sabar. Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, beberapa Polisi dan TNI mencoba untuk meredakan ketegangan tersebut.

Di sinilah peristiwa yang sedikit membuat kita tersenyum.

Ketika seorang anggota Polisi mencoba untuk melerai massa yang sedang emosi, tiba-tiba “Loh… Sampeyan ada di sini mas?” kata anggota polisi tersebut sedikit kaget. Tidak disangka, anggota polisi tersebut mengenal ustadz PKS tersebut, karena mereka teman bermain saat masih kecil.

Tetapi yang tidak kalah lucunya beberapa anggota TNI kaget “Loh, sampean ada di sini?” ucap salah satu anggota TNI. Ternyata tidak disangka ustadz PKS tersebut adalah senior yang mengajar Karate para TNI.

Anehnya, beberapa anggota Satpol PP malah lari. Karena para anggota Satpol PP tidak tahu bahwa pengajian yang akan digerebeknya ternyata diisi oleh ustadz PKS yang juga salah satu anggota dewan di Mojokerto.

Setelah emosi para warga sudah mulai mereda, ustadz PKS yang juga salah satu anggota dewan tersebut memberikan informasi mengenai pengajian wajib yang harus diikuti oleh setiap kader PKS untuk menambah keilmuan agama dan mendapatkan berbagai informasi-informasi, baik keputusan partai dan kegiatan partai.

Terlihat beberapa warga malu, karena ternyata pengajian yang mereka kira pengajian NII malah diisi langsung oleh anggota dewan, bahkan mereka ada yang kagum karena ada anggota dewan yang langsung ”turun-gunung” mengisi pengajian di rumah salah seorang kader partainya. Usut punya usut… ternyata orang-orang yang membuat isu pengajian tersebut adalah pengajian NII lantaran dari beberapa orang yang sakit hati terhadap salah satu kader PKS yang rumahnya ditempati untuk pengajian tersebut. Dan salah satunya juga adalah anggota Satpol PP yang ikut melarikan diri bersama teman-temannya yang lain. Salah satu warga berkata ”Lha nek saget, warga nggeh diajak ngaji bareng ustadz. Nggeh jarang-jarang teng mriki wonten anggota dewan seng marani. Opomaneh maringi ceramah agama, jarang teng mriki! ” (Kalau bisa, warga juga diajak ngaji bersama ustadz. Yah jarang-jarang di sini ada anggota dewan yang datangi. Apalagi memberikan ceramah agama, jarang di sini).

Ustadz PKS tersebut langsung merespon dengan baik usulan warga, dengan siap untuk mengadakan pengajian bersama warga. (sn/fimadani.com)

RISALAH PEMUDA


Wahai Pemuda,

Ketahuilah hidup ini bukan hanya perputaran siang dan malam

Bukan hanya pergantian lapar dan kenyang, ada dan tidak

Bukan hanya pilihan antara suka dan tidak suka, cinta dan benci

Bukan hanya aktualisasi emosi dan nafsu, kerakusan dan kekuasaan

Hidup ini jauh lebih dari sekedar itu

Wahai pemuda,

Ketahuilah bahwa kemuliaan itu mahal dan kerendahan hati itu hina

Ketinggian itu berat dan kenistaan itu murah

Ketahuilah bahwa hidup ini menjadi tidak berarti tanpa perjuangan

Dan perjuangan akan sia-sia tanpa kebenaran

Perjuangan dinilai dari pengorbanan

Dan pengorbanan ditentukan oleh keilkhlasan

Cinta membutuhkan pembuktian

Dan pembuktian itu tidak berarti tanpa kesungguhan dan ketulusan

Wahai pemuda,

Ketahuilah bahwa kebenaran itu adalah cahaya

Dan kebatilan adalah kegelapan

Tak akan pernah keduanya bersatu

Bahkan saling menghilangkan

Perjuangan yang benar adalah perjuangan yang berhujjah

Terorganisir, terpola dan membumi

Kecerdasan adalah kesabaran, ketabahan dan kerja keras

Kebijksanaan adalah keberanian pengendalian emosi dan perhitungan

Keperkasaan adalah kekuatan menghadapi kedzoliman

Kesetiaan melindungi yang lemah dan pemaaf

Dan kemuliaan itu hanya milik Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman

Wahai pemuda dan pemudi islam,

Apa yang bergemuruh di dadamu?

Apa yang bergulat di otakmu?

Apa yang bergejolak di emosimu?

Apa yang terobsesi di mimpimu?

Kepalan jarimu masihkah kencang?

Sorot matamu masihkah tajam?

Teriakkanmu masihkah lantang?

Semangatmu masihkah membara?

Idealismemu masihkah menjulang?

Jiwamu masihkah perkasa?

Wahai……

Aku tantang engkau untuk berlari, mendaki

Setinggi apakah engkau mampu?

Aku tantang engkau untuk bekerja dan berpetualang

Sehebat apakah engkau?

Aku tantang engkau untuk mengarungi samudera

Sebesar apakah kesabaranmu?

Aku tantang engkau untuk menghadang badai

Seteguh apakah kakimu berpijak?

Diantara sekian kesedihan dan kekhawatiranku

Masih adakah secercah harapan kan terwujud:

Kita bisa menjadi ‘satu’ untuk menuju Yang Satu

Wahai pemuda islam,

Berjuanglah!

Agar orang lain masuk ke dalam da’wah

Agar mendapat petunjuk cahaya islam,

Sebagaimana telah menunjuki mereka selama ini

Dahulu kepemimpinan dunia pernah berporos ke Timur

Setelah munculnya Yunani dan Romawi

Kemudian berpindah ke Barat,

Kemudian datanglah kenabian Musa Isa dan Muhammad

Yang membawanya kembali ke Timur sekali lagi.

Setelah itu dunia Timur terbuai kelalaian serius

Maka berpindahlah kepemimpinan Barat

Dengan segenap kebangkitan peradaban modernnya

Demikianlah sunnatullah yang tidak dapat diubah

Telah menggariskan bahwa Barat mewarisi kepemimpinan dunia saat ini

Wahai pemuda

Lihatlah!

Bagaimana Barat telah aniaya dan melampaui batas

Sehingga tidak ada lagi yang dapat diharapkan

Kecuali mengharap dengan penuh harapan

Uluran tangan perkasa dari Timur

Yang dinaungi panji Ilahi

Yang dikibari oleh bendera Al Qur’an

Serta didukung oleh pasukan yang beriman, kuat dan tegar

Wahai pemuda,

Ini bukanlah khayalan,

Ini adalah tabiat sejarah yang pasti terjadi

Jika bukan kita yang mendapatkan, maka….

“…. Kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai Allah, yang bersikap lemah lembut terhadap orang mu’min, yang bersifat keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah dan yang tidak takut terhadap celaan orang-orang yang suka mencela, itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS Al Maidah:54)

10 Hal yang Meningkatkan Motivasi


Sering kita menyaksikan orang yang tampak tidak bergairah dalam menjalani kehidupan. Ia melakoni hidup mengalir begitu saja bersama waktu, tanpa menunjukkan adanya sebuah semangat dan motivasi dalam menjalani kegiatan. Di berbagai tempat kita melihat orang-orang yang melaksanakan kegiatan dengan keterpaksaan, anak-anak sekolah yang datang tanpa kehadiran perasaan, para pegawai kantor yang masuk kerja tanpa semangat yang menyala. Ada apa dengan mereka ?

Indonesia harus dibangun dengan semangat menyala. Upaya perbaikan di berbagai bidang kehidupan harus dilaksanakan dengan sepenuh pikiran, tenaga, waktu, harta bahkan jiwa. Tidak bisa dikerjakan dengan semaunya, tanpa tenaga, tanpa jiwa, tanpa etika. Hidup harus kita nikmati dengan sepenuh motivasi, agar semua langkah kita menjadi berarti. Masuk sekolah dengan penuh motivasi, kuliah dengan penuh percaya diri, bekerja dengan sepenuh hati, melakukan kegiatan kemasyarakatan dengan penuh dedikasi.

Agar hidup ini bisa lebih kita nikmati, semestinya harus berangkat dari motivasi. Apakah yang membuat anda termotivasi dalam menjalani kegiatan sehari-hari ? Coba perhatikan sepuluh poin berikut ini.

1. Memiliki Visi Hidup yang Jelas

Apa visi hidup anda ? Ingin menjadi apa anda dalam kehidupan ini ? Bahagia dunia dan bahagia akhirat, itukah visi hidup anda ? Anda ingin masuk surga ? Alhamdulillah, semoga itu visi anda. Berjalanlah anda menuju visi yang telah anda tetapkan itu. Setiap kali anda bangun tidur, segera ingatkan diri, bahwa anda harus bekerja keras mencapai visi yang anda canangkan. Visi anda tidak mungkin terwujud dengan bermalas-malas dan tak mau kerja keras. Motivasi terus diri anda dengan visi yang telah anda tetapkan. Surga tidak datang dengan sendirinya, namun anda harus berjalan bahkan berlari menyambutnya.

Seorang pelajar SMA menetapkan visi ingin lulus Ujian Nasional dan bisa masuk Universitas Indonesia. Inilah visi “jangka pendek” yang ada dalam benaknya. Namun sangat jelas. Maka ia akan belajar keras dan melakukan berbagai aktivitas yang menunjang tercapainya keinginan tersebut. Ia akan rajin masuk sekolah, rajin mengerjakan tugas, rajin ke perpustakaan, rajin belajar, karena ingin lulus Ujian Nasional dan masuk Universitas Indonesia. Dengan itu ia akan termotivasi melakukan yang terbaik demi tercapainya visi yang ditetapkannya.

2. Ingin Menjadi Pemenang

Jika anda mengikuti perlombaan lari, yang membuat anda berusaha berlari dengan cepat meninggalkan semua peserta lainnya adalah keinginan untuk menjadi pemenang. Keinginan menjadi pemenang ini menjadi sebuah motivasi yang luar biasa dahsyat, karena anda bersedia mengeluarkan energi terhebat yang anda miliki. Hidup ini adalah bab mengambil kesempatan, karena Tuhan pergulirkan kesempatan itu kepada semua manusia. Siapa yang terjaga, waspada, dan siap siaga, akan bisa menang mengambil kesempatan yang Tuhan pergilirkan. Jadilah pemenang dalam kehidupan.

Seorang mahasiswa ingin mencapai indeks prestasi tertinggi dan lulus paling cepat dibanding teman-teman kuliahnya. Keinginan menjadi pemenang seperti ini membuat dia rajin kuliah, rajin ke kampus, rajin ke perpustakaan, rajin mengumpulkan tugas, rajin konsultasi, dan rajin belajar di rumah. Ia rela mengorbankan kesenangan dirinya demi meraih cita-cita besarnya. Ia tidak rela dirinya dikalahkan oleh teman-teman kuliahnya. Ia harus menjadi juara. Inilah motivasi yang luar biasa besarnya dalam hidup anda.

3. Ingin Sukses Menghadapi Tantangan Kehidupan

Tidak ada kehidupan yang tanpa tantangan. Semua orang memiliki tantangan dalam menjalani aktivitas keseharian. Keinginan anda untuk bisa sukses menghadapi tantangan kehidupan ini menjadi motivasi yang luar biasa besar bagi anda untuk menjalani kehidupan dengan tegar dan penuh energi. Anda tidak cepat dibuat putus asa jika menghadapi tantangan, karena anda ingin mengalahkannya. Seperti anak sekolah yang belajar keras karena ingin lulus ujian dengan baik. Begitulah hidup kita, harus berusaha serius untuk mengalahkan tantangan yang pasti datang.

Seorang pengusaha kecil yang memiliki usaha warung makan sederhana, merasa tertantang saat melihat ada usaha serupa yang baru saja buka di dekat tempat usahanya. Ia menjadi termotivasi mengelola warung makannya dengan lebih baik setelah ada tantangan di depan matanya. Semula ia berlaku santai saja, karena tidak ada tantangan yang ada di hadapannya. Begitu ada pesaing yang bisa mengancam usahanya, ia menjadi lebih bersemangat mengelola warung makannya. Tantangan memang membuat hidup lebih menarik dan lebih berwarna.

4. Ingin Membahagiakan

Jika anda seorang suami yang ingin membahagiakan isteri, anda harus berusaha sekuat kemampuan untuk bisa merealisasikannya. Jika anda orang tua, hal yang memotivasi aktivitas kehidupan adalah ketika anda ingin membahagiakan anak anda. Seorang lelaki tua telah berjalan jauh dari kampungnya, menuju rumah seseorang yang diyakini memiliki sepatu bekas untuk anaknya. Karena anaknya tidak memiliki sepatu sementara hari senin besok sudah harus masuk sekolah. Ia ingin membahagiakan anaknya. Ia tidak ingin mengecewakan anaknya yang masuk sekolah tanpa sepatu.

Seorang suami rela menyisihkan sebagian uang yang dimilikinya rutin setiap hari, demi membahagiakan isterinya. Ia berusaha menabung dengan uang yang tidak seberapa besar, namun itu ia lakukan secara rutin setiap hari. Ia ingin membelikan sepeda motor untuk isteri tercinta, karena isterinya harus antar jemput anak-anaknya yang sekolah sementara jaraknya cukup jauh. Selama ini isterinya naik sepeda kayuh. Ia ingin isterinya memiliki sepeda motor. Keinginan membahagiakan ini yang memotivasi dia melakukan penghematan belanja demi membelikan motor bagi isteri tercinta.

5. Memiliki Cinta Membara

Cinta membuat anda bersedia melakukan apa saja. Demi seseorang yang anda cintai, anda melakukan kegiatan dengan volume yang sangat padat. Siang dan malam anda tetap melakukan sesuatu, demi orang-orang yang anda cintai. Seorang isteri yang sangat mencintai suami, berusaha berdandan dan berpenampilan yang paling menarik agar selalu disayangi suami. Ia mengikuti klub senam aerobik, ia rutin merawat tubuhnya ke skincare ternama. Ia rela menghabiskan banyak uang untuk menyenangkan hati suami yang sangat dicintai.

Sebagai suami yang sangat mencintai isteri, anda akan rela bekerja mencari rejeki dengan mengeluarkan energi yang luar biasa besarnya. Demi menghidupi anak dan isteri, demi menuntaskan rasa cinta membara, anda rela mengerjakan berbagai aktivitas sejak pagi hingga malam hari. Rasa lelah seakan sudah tidak terasa lagi, semua demi orang-orang tercinta. Bahkan pasangan suami dan isteri yang berada di titik puncak persoalan rumah tangga, sampai ingin bercerai, bisa kembali berada dalam suasana normal karena cinta mereka kepada anak-anak yang sedemikian besarnya. Mereka tidak ingin melihat anak-anak bermasalah masa depannya akibat orang tuanya bercerai. Maka mereka memutuskan untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga, demi cinta mereka kepada anak-anak hasil pernikahan mereka.

6. Ingin Memberikan yang Terbaik

Jika anda seorang pegawai di sebuah instansi, yang memotivasi anda datang ke kantor dan bekerja dengan serius adalah keinginan memberikan yang terbaik dalam dunia kerja anda. Jika anda aktivis kemasyarakatan, keinginan memberikan yang terbaik bagi masyarakat menyebabkan anda rela melakukan berbagai aktivitas tanpa mendapatkan upah atau imbalan. Anda kerjakan penuh dedikasi, karena ingin memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat, walaupun untuk itu harus mengorbankan berbagai kepentingan anda. Misalnya, harus keluar dana dari saku anda sendiri, mengorbankan waktu anda, mengorbankan fasilitas yang anda miliki.

Jika anda aktif dalam dakwah, yang memotivasi anda adalah keinginan memberikan yang terbaik untuk tercapainya tujuan dakwah. Anda tidak ingin dakwah melemah, maka anda selalu berusaha melakukan tindakan yang terbaik, memberikan waktu, tenaga, harta dan semua fasilitas kehidupan yang anda miliki demi suksesnya kegiatan dakwah. Karena itulah anda tidak berhitung lagi tentang resources yang anda keluarkan untuk melancarkan dakwah. Semua anda keluarkan dengan sepenuh kesadaran tanpa ada penyesalan.

7. Ingin Memberi Teladan

Kadang anda melihat kenyataan betapa minimnya keteladanan dalam kehidupan. Untuk itu anda berusaha untuk selalu memberikan keteladanan bagi semua orang. Dimulai dari rumah tangga anda sendiri, anda ingin anak-anak tumbuh menjadi shalih dan tidak tercemar oleh perilaku menyimpang yang sangat banyak melanda generasi muda. Untuk itu anda selalu berusaha memberikan contoh kehidupan yang baik agar anak-anak anda mengerti dari teladan yang anda tampilkan setiap hari.

Jika anda menjadi tokoh masyarakat, sangat ingin anda memberikan keteladanan bagi seluruh warga. Berbagai kerusakan moral dengan sangat mudah disaksikan di tengah kehidupan masyarakat, sedih sekali anda melihat itu semua. Banyak kalangan masyarakat menghendaki anda memberikan contoh teladan karena telah sedemikian mewabah kerusakan moral yang ada. Anda merasa memiliki kewajiban memberikan contoh keteladanan, maka anda rela meninggalkan berbagai hal yang anda anggap tidak memberikan keteladanan. Semua anda kerjakan dengan penuh dedikasi demi bisa memberi keteladanan terbaik bagi keluarga dan masyarakat.

8. Ada Hasil yang Jelas Manfaatnya

Anda akan sangat bersemangat melaksanakan kegiatan apabila anda meyakini bahwa dari kegiatan tersebut mendatangkan kemanfaatan yang sangat jelas. Bisa jadi kemanfaatan tersebut berupa meningkatnya kepangkatan, meningkatnya penghasilan, meningkatnya jenjang keanggotaan, meningkatnya hasil usaha, meningkatnya jumlah anggota, meningkatnya omset, meningkatnya perolehan suara, dan lain sebagainya. Bisa pula kemanfaatan tersebut bercorak kualitatif, misalnya meningkatnya penghormatan, meningkatnya kasih sayang, meningkatnya pengetahuan dan lain sebagainya.

Apabila anda tidak melihat ada manfaat yang jelas, akan sangat berat bagi anda mengikuti suatu kegiatan. Maka sangat penting bagi anda untuk mencari dan menemukan kemanfaatan yang jelas dalam setiap aktivitas rutin yang anda lakukan. Misalnya, apa kemanfaatan shalat yang rutin anda lakukan ? Apa kemanfaatan puasa yang anda lakukan selama sebulan ? Apa kemanfaatan belajar dalam kehidupan anda ? Apa kemanfaatan silaturahim ? Apa kemanfaatan olah raga ? Coba cari dan temukan berbagai kemanfaatan dalam setiap aktivitas yang anda lakukan.

9. Ingin Menunaikan Kewajiban

Kewajiban harus ditunaikan, karena jika dilalaikan akan mendapatkan catatan pelanggaran. Misalnya seorang guru, ia memiliki kewajiban mengajar di kelas. Harusnya ia memiliki visi yang jelas untuk mencerdaskan bangsa Indonesia melalui pengajaran. Dengan visi besar ini, maka dia mengajar bukan semata-mata karena menunaikan kewajiban, namun karena penunaian visi besar. Seandainya tidak memiliki visi sebesar itu, minimalnya memiliki kemauan untuk menunaikan kewajiban.

Seandainya ada seorang suami yang tengah mengalami kelunturan cinta terhadap isterinya, ia masih bisa mendapatkan motivasi dari keinginan untuk menunaikan kewajiban menafkahi keluarga. Jika ia tidak bekerja mencari nafkah, berarti telah melalaikan kewajiban sebagai suami. Maka sang suami ini bekerja dengan bersungguh-sungguh agar bisa mendapatkan rejeki yang mencukupi untuk memberi makan anak dan isteri. Dengan cara itulah ia menunaikan kewajiban sebagai suami.

10. Ingin Mendapatkan Apresiasi Positif

Kadang orang termotivasi karena ingin mendapatkan apresiasi yang positif oleh orang lain. Misalnya seorang politisi melakukan aktivitas sosial kemasyarakatan, salah satu motivasinya adalah ingin mendapatkan apresiasi positif dari masyarakat dan media, bahwa dia adalah seorang yang memiliki kepedulian sosial yang nyata. Dia ingin mendapatkan simpati massa dengan aktivitasnya, di tengah kerusakan yang terjadi pada banyak pelaku politik dan aktivis partai politik. Dia ingin tunjukkan sisi-sisi kemanusiaan, bahwa politik tidak selalu bermakna penipuan dan pembunuhan karakter.

Namun keinginan yang harus paling kuat adalah agar mendapatkan apresiasi positif dari Tuhan Yang Maha Mengetahui segala perbuatan hamba. Bukan hanya keinginan mendapatkan apresiasi positif dari manusia, lebih dari itu harus termotivasi untuk mendapatkan apresiasi positif dari Tuhan. Ingin mendapatkan pahala dan balasan kebaikan dari Tuhan. Itulah motivasi yang sangat tinggi untuk berprestasi, motivasi yang tinggi untuk melakukan semua aktivitas dengan mencurahkan semua potensi yang dimiliki.

Pandangan Islam Terhadap HARTA

By : Ustadz Anis Matta

Ikhwan dan Akhwat sekalian,

Alhamdulillah kita dipertemukan oleh Allah di pagi hari ini, walaupun kemarin saya ragu-ragu, apakah saya bisa hadir hari ini atau tidak. Istri saya sakit demam berdarah dan dirawat di rumah sakit hingga hari ini. Alhamdulillah, hari ini ada perbaikan sedikit dan bisa ditinggal. Selain itu, rasanya sudah rindu sama antum semuanya karena cukup lama tidak kesini. Sebenarnya saya punya rencana kunjungan ke sini pada bulan Januari yang lalu dalam rangkaian jaulah ke 13 DPW bersama 13 pengurus Bidang Kaderisasi dan Bidang Pembinaan Wilayah. Rencana itu dibatalkan karena saat itu sedang musim pesawat jatuh, jadi ada 8 DPW yang kita pending perjalanannya termasuk ke kota Pekan Baru ini.

Ikhwah sekalian.

Pagi ini kita bicara tentang uang. Sudah lama sekali saya mengusulkan bagian kurikulum di departemen kaderisasi untuk memasukkan pokok bahasan tentang uang. Gagasan-gagasan itu mulai muncul ketika saya dahulu berada di awal dakwah ini. Salah satu pekerjaan yang saya lakukan adalah Lajnah Minhaj, di Bidang Kaderisasi dulu, bersama Kang Aus. Saat itu, saya ikut menyusun beberapa Materi Tamhidi H1, H2. Kita memang tidak pernah berfikir untuk menyusun satu materi tentang uang karena yang ada di benak kita, bahwa bagian-bagian dari tarbiyah itu adalah tarbiyah ruhiyah, tarbiyah fikriyah dan tarbiyah jasadiyah. Ketika kita membuat partai, kita menambah sedikit yaitu materi tarbiyah siyasiyah.

Jadi kalau wasilah dari tarbiyah ruhiyah itu banyak, ada Lailatul Katibah juga mutaba'ah yaumiyah. Wasilah tarbiyah fikriyah juga banyak ada tatsqif dan macam-macam. Tarbiyah jasadiyah ada latsar, ada mukhoyam. Tarbiyah Siyasiyah sudah dengan sendirinya karena ada wasilah berupa partai. Tapi kita semuanya menghadapi suatu benturan realita yang disebabkan karena ada missing link dalam sistem berfikir kita. Ada satu kosakata yang tidak masuk ke dalam benak kita padahal itu sangat menentukan masa depan kita yaitu uang. Jika ada yang bertanya kenapa kita miskin maka jawabannya karena memang kita tidak belajar masalah uang.

Ikhwah sekalian

Salah satu gejala benturan budaya yang sering kita lihat muncul bersama munculnya orang-orang setengah kaya baru. Tapi itu lebih disebabkan karena bibit-bibit kemiskinan itu memang ada dalam diri kita, ada di lingkungan kita, bahkan ketika kita mulai membuat partai. Padahal kita belum kaya dan memang belum kaya. Apabila kita memakai standar Kiyosaki, masuk dalam tahap aman pun belum. Tapi sudah dianggap kaya hanya karena sedikit beda dengan teman-teman ikhwah yang lain. Kita dianggap kaya karena memiliki mobil padahal mobil itu kebutuhan pokok dalam fiqih Islam. Kita juga dianggap kaya karena sudah bisa bangun rumah, padahal itu indikator dari garis kemiskinan. Rasulullah mengatakan "Cukuplah bagi seorang Muslim itu bahwa dia punya sebuah rumah dan seorang pembantu." Jadi, rumah itu sama dengan pakaian. Hanya saja, di lingkungan kita, banyak yang mempunyai anggapan, orang disebut kaya kalau sudah punya rumah.

Ikhwah sekalian

Oleh karena itu, banyak sekali yang bolong dalam tsaqafah kita tentang uang. Kita bukan hanya salah membuat persepsi-persepsi itu, tetapi juga terkadang mempunyai kecenderungan anti uang. Kalau istilah almarhum Ust Rahmat Abdullah ikhwah itu sabar menderita tapi tidak sabar melihat orang lain lebih kaya. Makanya mudah muncul gosip di kalangan orang yang punya sedikit kelonggaran secara finansial, apalagi kalau sebab kelonggaran finansialnya itu karena dia menjadi anggota dewan.

Jadi pada tahun 1999, saya jadi ketua Tim Khusus. Pada waktu itu sebagai Sekjen saya tahu persis di mana letak daerah kuatnya PKS kalau saya mau jadi anggota dewan. Ketika itu saya dicalonkan dari Bandung, Jakarta dan Sulawesi Selatan atas usul DPW masing-masing. Nah, pilihan tertinggi jatuh pada Sulawesi Selatan. Waktu itu saya belum mau jadi anggota dewan karena saya belum punya rumah dan mobil. Saya tidak mau bila nanti ada persepsi bahwa saya punya mobil dan rumah karena jadi anggota dewan. Oleh karena itu saya pilih Sulawesi Selatan. Jika saya pilih Bandung atau Jakarta pasti saya terpilih jadi anggota dewan pada tahun 1999.

Saya mengerti persepsi-persepsi, gosip dan fitnah tentang harta di kalangan kita itu banyak disebabkan tsaqafah yang bolong tentang uang. Jadi, kita bukan hanya tidak berbakat jadi kaya tapi juga tidak senang dengan orang kaya dan cenderung anti kekayaan.

Kapan saatnya kita mulai mengalami benturan keuangan. Yang pertama setelah kita punya anak. Dahulu waktu saya kuliah, kita dimotivasi untuk cepat menikah oleh para murabbi kita, dengan satu alasan kemaksiatan sudah merajalela di sekitar kita, daripada kita berzina lebih baik kita menikah. Kalau kita berargumen lagi bahwa belum ada pekerjaan karena kita masih kuliah, jawabannya adalah: tawakkal 'alallah, innallaha Ghoniy, seluruh alasan-alasan aqidah dikerahkan untuk mendorong kita nikah.

Sebagian besar angkatan saya menikah di tahun pertama waktu kuliah. Saat itu saya belum menikah. Di tahun kedua lebih banyak lagi yang menikah, saya belum menikah. Di tahun ketiga lebih banyak lagi yang menikah. Saya termasuk yang telat menikah pada waktu itu. Tapi kemudian kita menemukan fakta bahwa ikhwah-ikhwah yang menikah semasa kuliah itu sebagian besar angka pelajarannya jeblok karena disibukkan dakwah juga harus mencari ma'isyah. Saya menikah di tahun keempat setelah angka saya stabil karena naik satu point lagi. Dosen saya sampai mengatakan, kalau kamu ambil Master, menikah satu kali lagi. Ada ikhwah yang mengatakan kepada saya, Masya Allah, antum ini merencanakan sesuatu dengan detail. Saya bilang antum punya semangat tapi tidak punya rencana yang bagus.

Jadi kita semua mulai mengenal uang dan mempunyai persepsi bahwa uang itu perlu ketika anak kita menangis. Ketika saya datang ke calon mertua saat itu beliau anggota DPR dan sudah 17 tahun menjadi salah satu petinggi GOLKAR untuk melamar, dia bertanya ke saya: "Anak saya mau dikasih makan apa?” Saya bilang mungkin saya tidak share di rumah bapak tapi insya Allah tidak makan batu. Kemudian dia bertanya lagi. "Pendapatan kamu berapa?" Saya jawab, saya ada beasiswa 200 ribu perbulan. "Selain itu apa iagi?" Saya bilang tidak ada. "Masih kuliah". Tapi waktu itu istri saya mengancam, kalau tidak kawin dengan saya, dia tidak mau kawin lagi. Akhirnya kita menikah juga. Jadi kita ini, ikhwah learning by accident. Belajardari benturan.

Ikhwah sekalian

Rasanya saya sendiri sebenarnya tadinya tidak pernah tertarik mengenal uang lebih jauh. Karena 6 tahun saya di pesantren juga tidak pernah belajar uang. Lima tahun setengah kuliah di LIPIA Fakultas Syari'ah juga tidak pernah belajar uang kecuali 1 bab dalam pelajaran Fiqh yaitu kitab zakat, itupun dalam orientasi Amil Zakat, tidak ada orientasi menjadi muzakki. Saya mulai tertarik mengenal uang seteiah mengalami benturan yang di awal tadi saya ungkapkan, juga benturan ketika saya di Sekjen. Setelah jadi Sekjen itulah saya mulai menilai ada suatu masalah
besar yang akan kita hadapi kalau masalah-masalah ini tidak selesai. Sejak itulah saya mempelajari hal ini. Sebelumnya, meskipun saya mengajar Ekonomi Islam di Ul, banyak belajar dan membaca masalah-masalah ekonomi, juga banyak membaca buku-buku bisnis dan bergaul dengan orang-orang bisnis, saya belum seberapa tertarik secara langsung dan punya perhatian secara khusus terhadap masalah uang. Ketertarikan itu mulai muncul setelah mengalami benturan betapa sulitnya kita mendanai aktifitas kita setelah kita terjun di perpolitikan ini.

Ikhwah sekalian.

Saya ingin bicara 3 point supaya kita iebih terarah dalam soal uang.

Pertama. Mengapa Islam menyuruh kita kaya

Kedua, Mencari penjelasan tentang mengapa kita miskin

Ketiga, Bagaimana kita mulai merekontruksi kehidupan finansial kita.

Ibnu Abid Dunia menjelaskan beberapa alasan tentang mengapa kita semua diperintahkan untuk menjadi kaya dalam Islam itu. Alasan pertama, karena harta itu tulang punggung kehidupan. Makanya orang kalau punya harta punggungnya tegak. Kalau tidak punya harta punggungnya rada bungkuk sedikit. Antum lihat orang-orang Amerika kalau datang ke sini tegap-tegap semua kan, karena punya duit. Pejabat-pejabat keuangan
kita kumpul di CGI tunduk-tunduk semua, karena mau pinjam duit. Allah SWT mengatakan "Janganlah kamu berikan harta-harta kamu kepada orang-orang bodoh (orang-orang yang tidak sehat akalnya) yaitu harta yang telah Allah jadikan kamu sebagai yang membuat punggung tegap." Jadi hidup kita tidak normal begitu kita tidak punya uang. Kita pasti punya banyak masalah begitu kita tidak punya uang.

Alasan kedua, peredaran uang itu adalah indikator keshalehan atau keburukan masyarakat. Apabila uang itu beredar lebih banyak di tangan orang-orang jahat maka itu indikasi bahwa masyarakat itu rusak. Apabila uang itu beredar di tangan orang-orang shaleh maka itu indikasi bahwa masyarakat itu sehat.

Masyarakat Indonesia ini rusak salah satu indikasinya karena orang-orang shalehnya sebagian besar adalah para fuqara wa masakin. Ahlul masjid di negeri ini terdiri atas fuqara dan masakin. Bahkan sebagian besar orang mungkin mengunjungi masjid bukan karena benar-benar ingin ke ma'sjid, melainkan karena tidak punya tempat untuk dipakai mengaktualisasikan diri. Antum lihat orang-orang tua yang datang ke masjid
biasanya orang yang kalah dalam pergulatan sosial. Kalau dia tentara, biasa setelah pensiun baru dia ke masjid. Kalau dia pedagang biasanya setelah dia bangkrut baru dia ke masjid.

Rasulullah SAW mengatakan "Sebaik-baik uang itu adalah uang yang beredar di tangan orang-orang shaleh". Jadi, apabila kita yang ada di sini tidak mengendalikan uang yang ada di Riau, itu adalah tanda-tanda yang tidak bagus. Kenapa? Karena kalau uang itu berada di tangan
orang shaleh maka uang itu akan mengalir di saluran-saluran yang baik. Kalau ibu-ibu di sini dibagikan Rp 1 Milyar, kira-kira uang itu akan
diapakan. Buat daftar belanjanya. Antum bisa lihat semuanya itu belanja kebaikan. Pertama, pasti akan dipakai untuk potongan buat partai. Coba lihat anggota DPR, begitu jadi anggota Dewan yang pertama potongan buat partai.

Waktu itu ada teman dari Golkar dan PPP, "Itu dana konstituen diapakan?" Kita jawab itu tidak lewat kita, melainkan langsung ke Dapil (Daerah Pemiiihan). Uang yang masuk ke tangan orang shaleh pasti mengalirnya di kebaikan juga. "Kalau gajinya berapa dipotong? Kalau
kita di Golkar cuma 2,5 juta per bulan dipotong." Kalau di PKS itu bisa 50 sampai 60% di potong. Jadi, antum lihat daftar belanjanya orang shaleh. Kedua, untuk rihlah, kemungkinan itu pergi umrah atau menghajikan keluarga atau naik haji sendiri.

Bapak-bapaknya pun kalau punya uang 1 Milyar, tidak jauh-jauh dari situ juga: infaq buat partai, menyenangkan keluarga, dan operasional pribadi untuk dakwah pribadinya juga. Semuanya di jalur kebaikan. Bila ada kenikmatan, tidak mungkin dia pergi judi. Tidak mungkin juga dia pergi ke tempat prostitusi, paling-paling dia cari jalur halal.

Tapi coba sebaliknya, kalau uang itu beredar di tangan orang jahat, larinya juga kepada kejahatan. Salah seorang saudara saya cerita, waktu itu ada seorang kaya sangat kaya di daerah Indonesia. Orangnya masih hidup sekarang. Dia punya private jet. Saking kayanya, dia suka main judi ke London. Pesawat private jet itu berjenis Boeing. Jadi kalau pergi dia itu membawa rombongan, biasanya dia parkir disana 1 minggu atau 2
minggu. Itu kalau parkir, kan bayar. Selama dia main judi, dia persilahkan teman-temannya yang ingin pakai pesawatnya, seperti layaknya meminjamkan mobil. Sekali main, dia biasanya bisa rugi sampai 5 juta dollar, meskipun kadang-kadang untung 8 juta dollar. Sekali waktu mereka main ke sana, sudah beberapa hari kangen dengan Nasi Padang. Dia bilang ke pilotnya tolong ke Singapore beli Nasi Padang terus balik lagi ke London. Begitulah cara mereka menggunakan uang.

Kalaupun orang kaya itu muslim, tidak berjudi, tapi dia tidak punya visi dakwah dan tidak hidup untuk satu misi besar dalam hidupnya, dia pasti akan menggunakan uangnya untuk kesenangan pribadi, seperti perhiasan dan seterusnya. Saya punya kawan, kalau dia pakai seluruh perhiasannya kira-kira sekitar 2 juta dollar di badannya, cincinnya 1 juta dollar. Mobilnya 1/2 juta dollar, jam tangannya bisa sampai 2 milyar.
Adalagi temannya kira-kira punya 200-an jam tangan. Sebuah jam tangan itu harganya kira-kira 2 milyar.

Lebih buruk lagi, kadang-kadang orang kaya yang tidak baik memakai uangnya untuk memerangi kebaikan. Itulah yang terjadi ketika orang-orang Yahudi memegang kendali keuangan dunia. Maka dari itu, menjadi kaya itu bagi kita adalah satu keharusan, untuk
mengembalikan keseimbangan sosial, kehidupan ditengah-tengah kita.

Ketiga, terlalu banyak perintah syariah yang hanya bisa dilaksanakan dengan uang. Antum lihat 5 rukun Islam. Syahadat tidak pakai uang, sholat tidak pakai uang, puasa tidak pakai uang tapi zakat dan haji pakai uang. Kalau 200 ribu orang umat Islam Indonesia tiap tahun pergi haji. Rata-rata mengeluarkan 5000 dollar, coba antum kalikan berapa banyaknya uang yang beredar untuk melaksanakan satu ibadah. Belum lagi jihad. Jadi kita tidak bisa berjihad kecuali dengan uang. Misalnya kita di lndonesia sekarang mau pergi ke Palestina untuk pergi perang tenaga kita tidak diperlukan karena tenaga sudah cukup dengan ada yang disana. Rasul mengatakan: "Siapa yang menyiapkan seorang bertempur
maka dia juga sudah dapat pahala perang". Jadi banyak sekali perintah-perintah Islam yang memerlukan uang. Waktu Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, di antara hadits-hadits pertama yang beliau sampaikan pada waktu itu adalah Afsussalam wa ath'imu tho'am. Jadi mentraktir itu tradisi nabawiyah. Sering-seringlah mentraktir karena itu perintah Nabi, dan ini turunnya di Madinah pada saat menjelang mihwar daulah. Kira-kira di jaman kita inilah, di mihwar dakwah kita sekarang. Washilul arham dan sambung tali shilaturahim. Antum akan melihat nanti di akhir penjelasan saya nanti bahwa cirri-ciri orang maju itu salah satunya adalah kalau belanjanya dalam 3 hal lebih besar daripada belanja kebutuhan lauk-pauknya, salah satunya belanja komunikasi. Jadi kalau biaya pulsa kita tinggi itu indikator yang baik, itu artinya silaturahim kita jalan. Jangan missed call, suruh orang telpon balik.

Keempat, karena harta itu adalah hal-hal yang dibangga-banggakan oleh manusia sehingga menentukan strata sosial. Antum akan lebih berwibawa dan didengar orang kalau punya uang. Apabila tidak punya uang, biasanya kita juga biasanya jarang didengar oleh orang. Misalnya dalam keluarga. Antum bersaudara ada 7 orang. Kalau kontribusi finansial antum dalam keluarga itu tidak banyak dan bila antum satu-satunya da'i dalam keluarga, dakwah antum juga kurang didengar oleh keluarga. Karena di samping ingin mendengarkan nasihat yang baik orang juga ingin mendapatkan uang yang banyak. Hadiah-hadiah pada hari lebaran, infaq-infaq dan seterusnya dan itu biasanya melancarkan dakwah
kita.

Saya hadir pada suatu waktu di sidang Ikatan Anggota Parlemen Negara-negara OKI. Setiap kali ada waktu bertanya yang paling pertama diberi kesempatan bertanya itu utusan dari Arab Saudi, sedangkan utusan dari negara miskin seperti Maroko atau Tunisia biasanya tidak dapat giliran, kalau bukan sendiri yang angkat tangan. Masalah harta ternyata juga berpengaruh pada hal-hal seperti itu.

Pada tahun 1994 saya ke Jerman. Dua tahun baru selesai kuliah, di sana saya bertemu dengan salah seorang ikhwah pengusaha yang punya beberapa supermarket di sana. Dia datang menemui saya memakai Mercy. Saya protes kepada dia dengan semangat dakwah dan jihad, antum itu tega pakai Mercy, saudara-saudara antum di Palestina di sana masih berjuang, antum hidup di Jerman ini pakai Mercy bagaimana ceritanya. Dia bilang nanti saya jelaskan, antum ikut saya saja dulu. Saya diajak keliling supermarketnya dulu. Orang itu memang kaya. Sudah keliling dia bilang, di Jerman ini kalau kau ingin ketemu seorang direktur, begitu kamu parkir mobil nanti direktur itu suruh sekretarisnya tengok dia itu pakai mobil apa. Jika kau tidak pakai Mercy nanti sekretarisnya bilang direktur sedang tidak ada. Kalau kau pakai Mercy kau disambut baik-baik oleh mereka. Mercy ini wajib di sini.

Itu hal-hal yang dibangga-banggakan oleh manusia. Dan itu berkali-kali disebutkan dalam Al-Qur'an. Oleh karena itu sebagai Muslim saya ingin didengarkan orang, apalagi kita sebagai da'i kita perlu punya wibawa di depan orang. Sebagian dari wibawa itu juga dibentuk oleh kondisi finansial kita.

Ulama-ulama kita juga meriwayatkan bahwa ternyata di antara hal-hal yang disenangi oleh wanita kepada laki-laki salah satunya adalah uangnya. Perempuan itu katanya menyenangi pada laki-laki kalau dia lebih pintar daripada si perempuan, kalau dia lebih kaya daripada perempuan, lebih kuat daripada perempuan. Dan kepemimpinan itu kan diberikan kepada laki-laki salah satu sebabnya karena kewajiban memberlkan nafkah itu. Kalau kita ingin berwibawa di depan istri tolong kewajibannya ditunaikan dengan sempurna. Itu akan menaikkan wibawa kita depan Istri. Seorang istri itu tidak hanya membutuhkan seorang suami yang romantis tapi juga seorang suami yang romantis realistis. Ada seorang akhwat berkata kepada saya, saya sebenarnya tidak materialistis tapi masalahnya kita realistis karena kita tidak bisa hidup tanpa materi. Dan kalau materi kita sedikit maka hidup kita juga tidak akan nyaman. Sedikit banyak itu juga penting.

Kelima, harta itu salah satu sebab yang dapat membuat orang itu bisa bahagia di dunia. Jangan lagi pernah bilang "biar miskin asal bahagia." Sekarang perlu kita balik, "biar kaya asal bahagia."

Saya ingat guru saya waktu SD selalu mencari kamuflase, bahwa walaupun kita miskin tetap bisa bahagia. Memang bisa, tapi susah. Adalagi yang bilang "Uang tidak bisa membeli cinta". Memang tidak bisa, tapi kalau kita jatuh cinta dan punya uang itu lebih enak. Rasulullah SAW realistis sekali ketika dia mengatakan bahwa di antara yang membuat orang itu bahagia adalah: Pertama, Istri yang sholehah. Kedua, rumah yang luas, dalam hadits lain disebutkan kamar-kamarnya banyak. Menurut Syeikh Qordlowy yang disebut kamar-kamar itu minimal enam kamar. Satu buah kamar untuk suami istri, sebuah kamar untuk anak laki-laki, sebuah kamar untuk anak perempuan, sebuah kamar untuk pembantu, dua buah kamar lainnya untuk kerabat suami dan istri yang datang menginap di rumah. Itu 6 kamar tidak termasuk dapur, ruang makan, ruang
keluarga, ruang tamu, perpustakaan keluarga dan musholla. Kelanjutan dari hadits itu, dan kendaraan yang nyaman.

Antum perhatikan Rasulullah mengatakan rumah dan kendaraan. Rumah itu adalah indikator stabilitas, kendaraan itu adalah indikator mobilitas. Rasulullah mengatakan kendaraan yang nyaman bukan sekadar kendaraan. Naik angkot itu juga kendaraan tapi belum tentu nyaman, tapi kalau ada sedan yang empuk sehingga kita bisa rehat, itu lebih bagus. Pulang mengisi Liqa', kalau kendaraannya nyaman kan sedikit mengurangi kelelahan. Itu juga periu garasi. Jika suaminya pengurus DPW, istrinya pengurus DPW, maka masing-masing perlu kendaraan juga. Kalau anaknya 7 siapa yang antar anaknya sekolah, jadi minimal perlu 3 mobil.

Waktu saya tidak punya mobil, saya punya motor. Anak saya sekolah di Al-Hikmah, jadi kalau pulang diantar sama keponakan saya, anak saya diikat, takut kalau tidur sewaktu-waktu bisa jatuh dari motor. Saya bilang saya dosa kalau anak saya sampai meninggal. Akhirnya saya menelepon teman saya, "Tolong sediakan mobil untuk saya." Itulah pertama kali saya punya mobil. Dosa kita, kasihan anak itu jatuh dari motor. Setengah mati kita pupuk-pupuk, kita lahirkan dengan baik, tapi mati karena kecelakaan begitu.

Kalau suaminya pengurus DPW dan istrinya aktif di Salimah atau di Pos Wanita Keadilan, kan perlu mobilitas juga. Masa suaminya pergi pakai mobil, sedangkan istrinya pergi rapat ke mana-mana sambil gendong anak. Dia sudah hamil 9 bulan, merawat anak, malam tidak tidur. Kita zhalim juga terhadap istri kalau kita tidak memberikan hal-hal yang membuat dia nyaman dalam kehidupan. Untungnya waktu kita menikah
dulu banyak akhwat kita yang tidak tahu hadits ini. Padahal dalam banyak pendapat di berbagai mazhab misalnya di madzhab Imam Syafi'i, apalagi Imam Malik, kewajiban wanita itu yang sebenarnya hanya melayani suami dan mendidik anak, sedangkan pekerjaan rumah tangga, mencuci dan seterusnya, itu tidak termasuk dalam kewajiban wanita.

Qiyadah-qiyadah akhwat mengikuti daurah tingkat nasionat kemarin di Jakarta. Coba bayangkan akhwat-akhwat kita sebagian besar sarjana. Waktu kuliah dia direkrut kan salah satu alasannya karena dia anashirut taqyir dan otaknya brilian. Banyak akhwat kita Indeks Prestasinya 4,1, begitu 10 tahun menikah, dia sudah tidak nyambung lagi dengan suaminya kalau bicara, karena dia mengalami stagnasi intelektual. Tiba-tiba dia mengerjakan semua pekerjaan pembantu rumah tangga, dia melahirkan juga, melayani suami juga, memasak juga, mencuci juga dan kadang-kadang kita terbawa oleh romantika perjuangan, rasanya heroik melihat istri mencuci, suami pulang dakwah dalam keadaan lelah, istri di rumah mencuci, mengepel lantai. Sepuluh tahun kemudian kita di elus-elus oleh istri, kita pikir sedang di pijiit, padahal hanya di elus-elus karena tangannya dipakai untuk mencuci, jadi tangannya sudah bukan tangan ratu. Sementara suami pegang pulpen, pegang kertas karena
sibuk mengisi halaqah, sedangkan pekerjaan yang kasar-kasar dikerjakan oleh istri. Sudah saatnya pekerjaan-pekerjaan begitu kita delegasikan kepada mesin, jangan buang waktu di dapur, di tempat mencuci, delegasikan kepada mesin. Kita ini orang-orang pilihan dari umat kita. Berapa banyak orang yang sarjana di negeri ini, sedikit. Makanya kalau Capres syaratnya S-2 calonnya juga nanti sedikit. Saya tidak setuju
kalau capres itu syaratnya S-1, tamat SD pun bisalah. Sebagian besar orang ikut. Jadi yang bisa merasakan pendidikan tinggi itu barang elit di negeri ini.

Jadi kalau akhwat kita yang sarjana itu setelah nikah disuruh jadi pembantu rumah tangga atas nama kesetiaan, ketaatan, cinta dan sejenisnya maka kita telah berbuat zalim terhadap SDM kita sendiri. Mungkin akhwat kita itu sabar-sabar, dia menerima keadaan. Tetapi walaupun dia menerima keadaan kita kehilangan potensi, kita kehilangan umur-umur terbaik.

Sebenarnya kaiau dipacu untuk dakwah, untuk kepentingan lebih besar, lebih strategis, faedah yang didapatkan pun akan jauh lebih besar. Waktu kita ini tidak akan cukup mengerjakan hal-hal tersebut, maka belilah waktu orang lain. Hitung-hitung kalau beli tenaga pembantu kita buka lapangan kerja, kita bukan hanya mendelegasikan pekerjaaan kita juga buka pekerjaan bagi orang lain.

Kira-kira itulah 5 alasan mengapa kita itu perlu kaya. Memang, walaupun kita miskin kita masih bisa bahagia, tapi itu jauh lebih susah. Bahkan terkadang kekayaan itu lebih mendekatkan orang kepada Allah SWT dibanding kemiskinan. Makanya Rasul mengatakan tentang minum susu, makan habbatussauda' , madu. Coba kalau antum, misalnya, tidur di atas kasur yang empuk dalam ruangan yang ber-AC, tidur 2 jam itu bisa sangat nyenyak. Apalagi minum susu hangat sebelum tidur. Bangun pagi minum madu campur habatussauda.

Saya kira kita perlu memperbaiki dan melihat kembali pemahaman keagamaan seperti ini secara benar. Sehingga kita jangan menganggap kemewahan itu justru melelehkan orang tapi bikin orang nyaman. Inilah 5 alasan mengapa kita harus kaya. Sekarang saya ingin lebih jauh
menembus kembali mengapa kita miskin selama ini. Sebabnya kita miskin adalah: Pertama, karena kita memiliki pemahaman agama yang salah. Salah satunya 5 alasan tadi tidak beredar di kalangan kita. Sekarang coba kita tonton acara TV, nonton acara-acara ceramah subuh di televisi. Kita akan lihat sebagian besar ceramah-ceramah televisi itu menyuruh orang-orang miskin itu semakin miskin atas nama kesabaran. Bahkan
ada perang terhadap materialisme, karena itu kita harus zuhud sekarang. Pemahaman tentang kezuhudan itu salah satu pemahaman yang paling banyak merusak kita. Karena kita tidak tahu bedanya orang zuhud dengan orang miskin.

Imam Ghazali mengatakan orang zuhud itu adalah orang yang punya dunia lalu meninggalkannya dengan sadar. Orang miskin itu adalah orang yang ditinggal dunia. Kalau ada orang miskin tidak dapat makan lalu puasa Senin-Kamis itu bukan orang zuhud. Itu orang miskin yang berusaha memaksimalisasi kondisi keterbatasannya agar tetap dapat pahala, daripada tidak makan dan tidak dapat pahala lebih bagus tidak makan dapat
pahala. Orang zuhud itu orang pasca dunia kalau orang miskin itu orang pra dunia. Kita lihat Rasulullah SAW itu sudah kaya raya sebelum menjadi Nabi. Kemiskinan Rasulullah yang kita baca di hadits-hadits itu adalah kemiskinan atas pilihan. Itu adalah pilihannya karena dia punya misi yang jauh lebih besar, yakni: yang begini itu dia tidak perlu lagi, sudah selesai. Bahkan Rasulullah mengatakan semua nabi-nabi itu sebagian
besarnya kaya. Tidak ada lagi nabi yang diutus setelah nabi Syu'aib melainkan pasti dia berasal dari keluarga kaya dari kaumnya.

Rasulullah itu mengenal uang waktu umurnya 8 tahun, dia mulai kerja dan mendapatkan gaji. Pekerjaan pertamanya menggembala kambing. Umur 12 tahun dia sudah pulang pergi luar negeri ikut dalam bisnis keluarga. Umur 15 sampai 19 tahun ikut dalam perang sehingga punya pengalaman mlliter. Umur 20 tahun Rasul sudah jadi pengusaha investornya adalah Khadijah. Waktu umur 25 tahun dia nikah dengan investornya. Berapa maharnya? Seratus ekor unta. Berapa harga seekor unta sekarang? Jauh lebih mahal dari 1 ekor sapi. Kira-kira 10 juta 1 ekor unta jadi totalnya 1 Milyar, Anak muda 25 tahun panya uang cash 1 Milyar, itu maharnya tapi yang disimpan itu masih ada. Walaupun Rasulullah SAW setelah menjadi Nabi mengatakan sebaik-baik wanita adalah wanita yang cantik dan mahar yang murah, itu sebagai system tapi
dalam tradisi jahiliyah itu status. Oleh karena itu, waktu pamannya yang bernama Abu Thalib menyampaikan khutbah nikahnya sebagai sambutan keluarga pada pernikahan Rasulullah SAW, beliau mengatakan sesungguhnya orang Quraisy tahu bahwa Muhammad salah
saorang pemudanya yang terbaik, yang paling terhormat. Layaklah dia nikah dengan Khadijah karena maharnya tersebut. Pemuda berusia 25 tahun punya uang 1 Milyar, sedangkan kita 25 tahun baru selesai Perguruan Tinggi dan karya terbesar kita adalah menulis lamaran kerja.
Ini pemahaman keagamaan yang beredar di kalangan kita yang membuat kita ini miskin.

Itu sebabnya di zaman penjajahan dahulu, para penjajah itu dengan sengaja menghidupkan kelompok-Kelompok sufi di tengah masyarakat. Paham sufiyah dihidupkan supaya orang-orang miskin itu tidak pernah bermimpi menjadi kaya dan merasa benar bahwa dia miskin. Maka langkah pertama menuju kekayaan adalah perbaiki dulu pemahaman keagamaan kita.

Saya dulu sekolah di pesantren 6 tahun, tempatnya dulu itu di hutan, bahkan tidak ada mobil lewat di sana, kalau kita ingin mendapatkan kendaraan umum kita harus jalan 3 km terlebih dahulu. Pada suatu hari ada badai datang dan menerbangkan seluruh atap gedung, masjid,
dan seluruh benda yang ada di situ. Semuanya mudah diterbangkan karena bangunan yang ada adalah bangunan murah semuanya. Tiap hari kita makan hanya nasi dan kecap selama 6 tahun. Setiap kali kita makan, guru saya selain bilang ini nasi akan membuat kamu besar. Cuma butuh waktu. Karena itu fisik saya kecil Karena pada masa pertumbuhan kita tidak mendapatkan gizi yang baik dengan alasan latihan sabar, perjuangan. Waktu itu saya bilang ini sekolah sengaja disimpan jauh dari kota karena kota itu neraka, disini kita hidup dengan cara yang benar. Waktu saya mau ke Jakarta untuk kuliah, saya minta guru saya istikharah buat saya, satu bulan kemudian saya datang dan dia menganjurkan saya untuk kuliah di Jakarta saja di LIPIA, karena LIPIA itu selingkar syurga yang di kelilingi oleh neraka. Itulah pemahaman keagamaan yang kita warisi. Waktu saya kuliah di LIPIA juga belajar syariah namun tetap tidak ada yang mengajarkan kita pemahaman keagamaan yang benar tentang kekayaan.

Kedua, karena kita tumbuh dalam lingkungan pendidikan yang tidak mengajarkan kita dasar-dasar yang benar untuk menegakkan kehidupan. Lihat kurikulum yang kita pelajari, tidak satupun yang kita pelajari di sekolah itu benar-benar kita pakai dalam kehidupan yang real kita. Sekarang belajar bahasa Inggris sejak kelas 4 SD sampai Perguruan Tinggi. Tahun pertama itu 10 tahun, tetapi TOEFL kita tidak bagus-bagus. Padahal bahasa itu adalah sarana komunikasi yang seharusnya itu menjadi basic; Begitu juga tentang uang, kita tidak pernah sama sekali belajar di sekolah tentang uang. Saya dulu belajar hitung dagang di sekolah tapi itu pelajaran yang paling kita tidak suka. Jadi lingkungan pendidikan kita juga seperti itu. Setelah kita tarbiyah pun hal-hal seperti ini juga belum diajarkan. Mungkin karena satu hikmah ataupun yang lainnya yang
tidak kita ketahui. Tetapi kalau kita membaca literatur yang ditulis oieh Imam Hasan AI-Banna, sebenarnya perhatian ke arah ekonomi itu justru malah besar dari awalnya. Bahkan munculnya gagasan ekonomi Islam itu adalah anjuran dari beliau. Salah satunya rintisan dari beliau untuk mulai memperbaiki kehidupan ekonomi ummat Islam. Oleh karena itu saya menganjurkan kepada ikhwah di kaderisasi untuk segera membuat
materi tatsqif tentang uang, karena kita periu.

Ketiga, karena kita ini memiliki ciri-ciri orang miskin dalam kepribadian.
Ciri orang miskin:

Pertama, orang miskin itu tidak pernah bermimpi jadi orang kaya. Kalau kita baca buku the millionaire mind (pemikiran milioner), di dalam buku tersebut disebutkan fakta bahwa di kalangan orang-orang miskin itu berkembang ide-ide yang membuat mereka itu miskin. Salah satunya karena memang mereka tidak punya mimpi jadi orang kaya. Waktu sekolah saya pernah ikut kursus keterampilan membuat sepatu, jadi saya bisa membuat sepatu. Karena kita mindsetnya disiapkan untuk menjadi buruh, kalau tidak bisa menjadi guru bahasa Arab akhirnya menjadi tukang sepatu. Kita lihat rintisannya. Jadi kita tidak pernah punya mimpi untuk menjadi kaya. Contohnya, kalau kita lihat orang pakai mobil Mercy, tidak pernah terpikir oleh kita kalau kita juga ingin punya mobii Mercy. Yang terpikir oleh kita adalah tega-teganya orang ini pakai Mercy.

Pertama kali Ketua Majelis Syuro membangun rumah, banyak sekali ikhwah yang protes. Saya bilang kenapa kalian protes. Dia tidak pinjam uang antum. Saya datang ke rumahnya, Masya Allah rumahnya bagus. Ya Allah berikanlah saya model rumah yang seperti ini. Kalau kita melihat mobil bagus, rumah bagus, hinggap sebentar di mobil itu, sapu baik-baik lalu berdoalah.

Ketika tinggal di rumah mertua, saya bisa tinggal di tempat yang luasnya beberapa ribu meter. Cuma saya bilang, saya tidak ingin didominasi oleh mertua, Jadi setelah menikah saya bilang saya mau keluar dari rumah ini. Kata mertua saya, "Kamu mau tinggal dimana?" Itu urusan saya, satu tahun saya sudah tinggal disini. Saya keluar. Lalu saya kontrak rumah. Rumah saya itu mirip kandang ayam, triplek-triplek saja. Ada 3 petak rumah, kalau kita bersin di sini, akan terdengar oleh semua tetangga. Lantainya sebagian itu berupa tanah dan saya pun tidak punya kasur. Saya punya kasur ketika anak ke-3 saya lahir. Istri saya kalau sudah hari Sabtu atau Minggu mengajak pulang. Saya tahu dia ingin balik ke sana. Tapi kita belajar menata hidup kita sendiri, tidak tergantung dari orang.

Setiap hari saya lewat di depan sebuah rumah besar halamannya luas. Kalau saya lewat rumah itu saya berjalan pelan-pelan sambil menunggu bis dari Al-Manar. Saya melewati rumah itu yang terletak di pojok halaman yang luas dan ada banyak pohon-pohonan. Saya usap-usap itu temboknya. Alhamdulillah rumah itu menjadi rumah saya. Apabila saudara antum punya mobil antum jangan marah padanya. Jangan tanya uangnya dari mana. Jangan tanya seperti itu. Antum pegang mobilnya, usap-usap mobilnya.

Sekarang kalau saya mau ke DPP tiap hari lewat Menteng, lewati rumah yang bagus-bagus, di situ juga ada masjid yang besar yang bernama Sunda Kelapa. Saya suka berdoa juga di situ. Ya Allah, saya ingin tinggal di samping masjid ini, tapi bagaimana caranya atur ya Allah. Syurga saja kita pinta, apalagi hanya rumah. Suatu waktu saya pernah naik private jet punya Abdul Rizal Bakrie waktu itu jauh sebelum era partai karena saya suka ceramah di rumahnya. Kita pergi naik private jet nya. Enak juga naik private jet. Saya berdo'a juga disitu. Saya juga ingin yang seperti ini karena enak. Syurga saja kita pinta apalagi seperti ini.

Kemarin Muraqib Am ditanya oleh kader. Kadernya protes, "Ustadz Hilmi anggota dewannya sudah mulai pada borju semuanya. Di jawab oleh Ustadz Hilmi mereka tidak borju cuma menyesuaikan penampilan dengan lingkungan pergaulannya. Jadi kalau ikhwah pada kaya-kaya nanti kita juga bahagia. Saya paling senang kalau ada ikhwah yang punya private jet, perlu di dorong itu. Jadi kita tidak pelu belanja tiket lagi kalau ingin ke Riau. Tidak terikat dengan jadwal penerbangan regular. Dan saya tanya harga private jet itu, setidak-tidaknya kita sudah tahu harga private jet itu. Sewaktu-waktu saya naik mobil Land Cruiser punya teman saya, mobil saya Kijang, Saya bilang mobilmu lebih enak dari mobil saya. Dia bilang kenapa. Saya bilang saya pikir mobil saya itu paling enak di muka bumi, ternyata mobil bapak lebih enak. Memang mobil kamu apa, saya bilang Kijang. Dia bilang, "Oh itu mobil masa lalu saya."

Ikhwah sekalian.

Karakter orang miskin itu harus kita hilangkan, itu sebabnya kita miskin. Karena tidak punya mimpi menjadi orang kaya. Kedua, kita ini umumnya tidak ulet. Senang difasilitasi. Dan, ada karakter yang buruk di Melayu, pada umumnya senang diberi hadiah daripada memberi
hadiah. Bahagia dan bangga kalau ditraktir makan daripada kalau mentraktir makan. Kalau kita ingin menjelaskan orang Cina lebih kaya dibanding kita di negeri ini, karena dia lebih rajin bekerja.

Saya pernah mengisi pelatihan di Telkom, saya suruh tulis mimpi-mimpi mereka semua. Saya kasih kertas besar, mereka menulis dan menggambar. Hampir semua mereka membuat gambar yang sama. Sebuah rumah di sampingnya ada sawah-sawah, disampingnya ada masjid,
kemudian ada pesawat terbang dan ada ka'bah. Saya suruh menjelaskan. Dia bilang nanti saya berharap insya Allah sudah naik haji sebelum pensiun setelah pensiun nanti saya punya rumah di desa di sampingnya ada sawah-sawah, di sampingnya lagi ada masjid. Jadi dia ibadah kerjanya. Saya bilang bapak pensiun umur berapa. Dia bilang 55 tahun, Mau menghabiskan sisa umur di desa disamping masjid dan di samping sawah. Kalau bapak diberi umur 80 tahun oleh Allah SWT- berapa sisa umur bapak, 25 tahun akan bapak habiskan di samping sawah. Begitu cara kita berfikir, kita menghindari tantangan.

Saya pernah ceramah di direktur keuangan BULOG, dia mau pensiun dini, dia tinggalnya di Patra Kuningan dekat rumahnya Pak Habibie. Saya diminta mengisi ceramah di rumahnya tentang manajemen harta untuk para lansia. Yang hadir itu angkatan 63 UGM dari Fakultas Ekonomi semuanya. Saya bilang bapak setelah pensiun nanti mau tinggal di mana. Dia bilang mau balik ke kampung halamannya di Solo. Saya tanya Solonya di mana. Dia bilang agak ke pinggir sedikit. Nah kita lihat, sudah pulang kampung ke Solo masih ke pinggir sedikit. Dia sudah punya rumah disana di sampingnya ada sawah-sawah, ada masjid, persis seperti gambar orang Telkom itu. Saya bilang kenapa tidak tinggal di
Jakarta. Dia bilang siapa yang bisa tahan tinggal di Jakarta setelah pensiun. Biaya mahal, anak saya sedang pada kuliah semuanya saya tidak kuat nanggung.

Coba kita lihat waktu pendapatan kita berkurang yang kita lakukan itu adalah mereduksi dan mengurangi kegiatan kita supaya kita menyesuaikan diri dengan pendapatan, seharusnya ketika pendapatan kita berkurang bukan kegiatan yang kita reduksi tapi yang kita lakukan adalah tetap memperbanyak kegiatan dan menambah pendapatan. Jadi saya bayangkan kalau bapak di kasih umur 80 tahun, bapak akan tinggal di kampung itu selama 25 tahun. Sekarang saya coba menghayal-menghayal kira-kira jadwal hariannya seperti apa. Jam 3 insya Allah dia akan bangun qiyamul lail sampai subuh dia sudah tidak tidur, karena orang kalau sudah diatas 40 tahun kebutuhan tidurnya sebetulnya cuma 2 jam, setelah subuh mungkin dia nanti wirid, setelah itu pagi, mungkin aktivitas jalan pagi dan lainnya selesai jam 7. Setelah itu dia mandi lalu sarapan dia baca koran. Katakanlah selesai jam 9 setelah itu dia sholat dhuha. Setelah itu tanda tanya karena tidak ada kegiatan yang dia lakukan. Lalu masuk zhuhur sebelumnya dia punya waktu 3 jam, setelah itu dia makan siang setelah itu dia tidur siang, bangun ketika ashar. Ashar sampai maghrib yang dia lakukan duduk-duduk diteras minum kopi sambil memandang sawah. Sebelum maghrib dia mandi, setelah maghrib dia makan
malam sampai isya mungkin dia mengaji. Setelah sholat isya melihat televisi sebentar setelah itu dia tidur lagi. Kita lihat tidak ada waktunya yang produktif. Orang ini 25 tahun menunggu kematian. Kematian itu tidak perlu ditunggu nanti dia akan datang sendiri kenapa kita tunggu-tunggu dia.

Kita lihat cara kita merencanakan hidup. Seharusnya di usia seperti itulah kita bekerja makin giat karena jadwal kita makin dekat. Kematian kita makin dekat bukan makin berserah tetapi begitulah pikiran yang ada pada orang-orang miskin dan karakter yang ada pada orang-orang miskin. Orang-orang ini tidak ulet, menghindari tantangan, tidak ingin kerja keras. Karena itu rata-rata jadwal kerja orang miskin itu di bawah 8 jam. Sementara jadwal kerja orang kaya itu di atas 15 jam. Wajar kalau mereka jadi kaya karena jam kerja mereka juga banyak.

Keempat, 3 sebab yang pertama inilah yang menyebabkan mengapa kemiskinan struktural yang direncanakan oleh musuh Islam itu bisa berhasil karena memang kita bisa dimiskinkan, Ada pemahaman agama yang salah, ada pendidikan yang salah, ada karakter orang miskin, kemudian ada usaha sistematis untuk memiskinkan kita. Jadilah kita umat yang miskin. Kita tinggal di atas semua sumber daya alam yang begitu kaya, sementara kita hidup sebagai orang miskin. Tidak ada alasan bagi kita untuk hidup sebagai orang miskin. Kita lihat di seluruh dunia sekarang ini semua sumber daya alam yang terbaik itu ada di dunia Islam. Minyak misalnya ada di dunia Islam, sekarang Cina, kita lihat disana ada 130-an juta orang Islam yang berbatasan dengannya. Di wilayah yang di kuasai oleh umat Islam itu terdapat riset minyak terbesar di Cina. Jadi semua sumber daya energi itu, ada di kalangan umat Islam.

Itu sebabnya salah seorang pemikir Jerman mengungkapkan alasan bahwa Islam itu menjadi musuh Barat, sebabnya karena: Pertama, umat Islam itu mempunyai aqidah dan aqidah ini tidak bisa dirusak oleh penjajahan model apapun juga. Kedua, populasinya terus bertambah sedangkan orang Barat populasinya terus berkurang. Ketiga, karena mereka memiliki semua sumber daya yang memungkinkan mereka mendirikan peradaban. Kita diberi laut di Indonesia ini tapi tidak ada yang mengelolanya, otak kita tidak dialihkan ke sana. Kita hidup di tengah kekayaan tetapi mati sebagai orang miskin. Ada usaha untuk memiskinkan kita. Kenapa usaha itu berhasil? Karena ada faktor-faktor di dalam diri kita sendiri yang membuat itu berhasil dan inilah sebabnya mengapa perimbangan kekuatan dalam kehidupan kita sekarang ini menjadi
tidak imbang. Karena kita bahkan tidak mau kaya. Kita bayangkan orang seperti Bill Gate punya kekayaan lebih dari 500 Trilyun. Itu hampir sama dengan 1 tahun APBN Indonesia. Orang seperti George Soros itu bisa memiskinkan 200 juta penduduk Indonesia. Bagaimana itu bisa. Kalau kita baca George Soros itu, 'infaqnya' pekerjaan charitynya sudah lebih dari 5 Milyar Dollar.

Kalau masalah ini sedikit kita kembangkan menjadi semacam wawasan politik ekonomi yang lebih luas, maka kita perlu memahami bahwa ada tiga panggung terkait dengan ini. Panggung negara, panggung civil society dan panggung pasar. Dari 3 panggung ini, pasarlah yang mempunyai mekanisme bekerja paling efektif apabila dibandingkan mekanisme negara maupun mekanisme civil society. Itu sebabnya dari sekarang negara itu mengalami reduksi pada otoritas-otoritasny a disebabkan oleh tekanan pasar. Kini kita bisa dimiskinkan hanya dengan menekan tombol-tombol elektronik. Masukkan modal melalui komputer tarik lagi modalnya melalui komputer dan kita semua miskin.

PKS di masa yang akan datang tidak bisa mengendalikan kehidupan ini semuanya kalau hanya berkuasa di negara tetapi tidak menguasai pasar. Tidak mungkin. Sekarang ini kita akan menemukan secara individu, banyak individu yang lebih kaya daripada negara. Oleh karena itu gabungan dari beberapa individu justru dapat dengan mudah mengintervensi negara dan memiskinkan negara. Kalau kita hanya masuk ke dewan, padahal dewan itu hanyalah bagian kecil dalam panggung negara, masih ada eksekutif masih ada yudikatif. Kita hanya punya sedikit di dewan itu, dan di dewan itu masih sedikit pula. Kita lihat daerah kekuasaan kita, dakwah ini ke depan hanya bisa menekan, menguasai, mengendalikan situasi kalau kita punya orang yang terdistribusi secara merata, memimpin negara, memimpin civil society, dan memimpin pasar. Baru kita akan digjaya
sebagai sebuah gerakan dakwah. Ketiga, bagaimana kita memulai membangun kehidupan finansial kita.

Pertama, perbaiki ide kita tentang uang. Ide itu adalah wilayah kemungkinan, "space of possibility" . Semua yang menjadi mungkin dalam ide kita pasti akan menjadi mungkin dalam realita. Ide itu adalah tempat penciptaan pertama sedangkan realitas itu adalah tempat penciptaan kedua. Jadi tidak ada realitas yang terjadi dalam kehidupan kita tanpa sebelumnya tercipta pertama kali dalam ide-ide kita. Sebelum pesawat terbang itu diciptakan yang pertama kali dahulu adalah ada ide bagaimana manusia dapat terbang seperti burung. Jadi begitu sesuatu jadi mungkin dalam ide
kita, ia bisa menjadi mungkin dalam kenyataan.

Sekarang perbaikilah ide-ide kita tentang uang. Belajarlah untuk mempunyai mimpi besar tentang uang. Belajarlah untuk membuat daftar rencana, insya Allah ketika saya meninggal nanti saya ingin mewariskan sekian banyak uang. Buatlah step ide ini luas. Karena kalau space of possiblity kita ini luas maka space of reality kita jadi luas. Kalau kita lihat mobil, belajarlah mempunyai selera yang bagus.

Supaya ide-ide ini tumbuh dengan baik kita perlu dari sekarang membaca sebuah buku tentang uang. Bacalah buku-buku tentang uang, Saya sangat menganjurkan beberapa buku di anlaranya The.Millionaire Mind, ada dua buku yang ditulis oleh penulis yang sama karena
ini adalah risetnya. Selanjutnya The Millionaire Dead. Ini adalah penelitian yang dilakukan terhadap cara berfikir orang-orang kaya yang ada di Amerika, Kemudian buku One Minute Millionaire (Bagaimana menjadi milliuner dalam 1 menit) dan ini juga punya website, kita bisa masuk ke websitenya, mereka punya psikotest kalau kita ingin mengetahui apakah kita punya talenta jadi orang kaya atau tidak. Alamat websitenya www.oneminutemillio naire.com. Buku yang ketiga, adalah semua buku Robert T Kiyosaki. Yang ke-4 ini buku lama tapi termasuk buku-buku awal yang dibaca orang tentang uang yaitu buku yang ditulis oleh Napoleon Hill, Think and Grow Rich, Berfikir dan Menjadi Kaya. Buku terakhir ini adalah buku yang sangat lama karena diterbitkan pada tahun 80- an dan ditulis tahun 70-an, tapi menurut saya rasa masih sangat relevan untuk dibaca. Ini buku-buku dasar semuanya bagi pemula. Dan saya rasa penting juga untuk mendapatkan landasan syar'i yang bagus tentang hal ini apabila kita baca juga buku yang ditulis oleh Syeikh Yusuf Qordlowi tentang nilai-nilai moral dalam ekonomi Islam.

Perbaiki dahulu ide kita tentang uang, perbaiki tsaqafah tentang uang dan mulailah mempunyai mimpi besar untuk menjadi orang kaya, supaya kita insya Allah naik derajatnya dari amil zakat menjadi muzakki. Supaya kita datang kepada orang jangan lagi bawa proposal tapi lain kali orang datang bawa pro-posal, itu yang benar. Sering-seringlah datang ke tempat-tempat mewah, jalan-jalan saja untuk memperbaiki selera.

Saya punya 1 halaqah yang terdiri dan anak-anak LIPIA, Mereka datangnya dari kampung, dari pesantren semuanya. Saya tahu mereka ini membawa background, di backmindnya itu ada psikologi orang kampung yang tidak pernah bermimpi menjadi orang kaya. Saya tanya kamu
nanti setelah selesai dari LIPIA mau kemana? Mereka bilang Insya Allah kita mau pulang ke kampung mengajar di Ma'had, mengajar Bahasa Arab, Suatu hari saya ajak mereka, hari ini tidak ada liqa', tapi saya tunggu kalian di Hotel Mulia. Saya ada di suatu tempat dan mereka tidak melihat saya. Saya suruh mereka berdiri saja di lobby. Mereka datang pakai ransel karena mahasiswa datang pakai ransel, diperiksa lama oleh
security. Karena penampilannya sebagai orang miskin dicurigai membawa bom. Saya lihat dari atas. Itu masalah strata, kalau antum datang pakai jas dan dasi tidak ada yang periksa antum di situ, karena yang datang pakai ransel tampang kumuh. Kemudian mereka bertanya di mana antum ustadz, saya bilang antum tunggu saja di situ. Saya dekat dengan mereka tapi mereka tidak melihat, saya hanya memperhatikan apa yang mereka lakukan. Kira-kira 2 jam mereka saya suruh di situ, mondar-mandir di lobby. Minggu depan saya tanya apa yang antum lihat disana. Orang lalu lalang, jawab mereka.

Saya tanya, pertama, apakah ada satu orang yang lalu lalang yang antum lihat yang mukanya jelek, dia bilang tidak ada. Semuanya ganteng ganteng semuanya cantik-cantik. Jadi ada korelasi antara wajah dan kekayaan, Makin kaya seseorang makin baik wajahnya. Kedua, ada tidak yang memakai pakaian yang tidak rapi kecuali antum. Dia bilang tidak ada, semuanya rapi. Jadi dengan latihan seperti ini pikirannya sedikit mulai terbuka. Karena ia membawa bibit dalam pikirannya untuk menjadi orang miskin. Sekarang alhamdulillah mereka bertiga sekarang ini sedang kuliah di Ul ambil S2 Ekonomi Islam.

Ikhwah sekalian jadi kita perbaiki insting kita. Pertama kali kita perbaiki tsaqafah kita. Jadi hadirkan buku-buku itu ke dalam rumah dan mulai dari sekarang anak-anak kita juga mulai diajari tentang uang. Ikutilah kursus-kursus tentang enterpreneurship supaya kita dapat memperbaiki dulu citra kita tentang uang.
Kedua, menyiapkan diri untuk menjadi kaya. Orang-orang kaya yang bijak itu mempunyai nasehat yang bagus, mereka mengatakan "sebelum Anda menjadi kaya latihanlah terlebih dahulu menjadi kaya". Hiduplah dengan hidup gaya orang kaya. Orang kaya itu optimis. Bagi orang kaya biasanya tidak ada yang susah. Bagi mereka semuanya mungkin, karena itu mereka selalu optimis. Jadi yang harus dihilangkan dari kita itu adalah pesimis. Saya punya seorang teman sekarang menjadi kaya, dia datang ke Jakarta hanya sebagai pelatih karate dan tidak ada duitnya, tapi supaya tidak ketahuan oleh istrinya bahwa dia tidak punya pekerjaan, setiap habis sholat subuh dia pergi lari olahraga, setelah itu dia memakai pakaian rapi lalu keluar rumah. Dia juga tidak tahu mau kemana yang penting ke luar rumah. Istrinya tidak tahu kalau dia tidak punya pekerjaan. Nanti di jalan baru ditentukan siapa yang dia temui hari ini. Langkah pertama perbaiki dahulu sirkulasi darah kita, olahraga dulu, supaya wajah segar makan yang banyak. Banyaklah makan yang enak, daging. Sering-sering makan yang enak. Menurut Utsman bin Affan makanan paling enak itu adalah kambing muda. Setiap hari mereka makan
kambing muda. Makan yang enak, olah raga yang bagus supaya wajah kita berseri. Syeikh Muhammad Al-Ghozali dalam kitab Jaddid Hayataka mengatakan kenapa orang-orang Barat itu pipinya merah, karena sirkulasi darahnya bagus, gizinya bagus. Sedangkan kita orang-orang timur kalau ketemu itu auranya pesimis, tidak ada harapan. Biasakanlah kalau orang ketemu kita ada harapan yang terlihat, makanya kalau pilih warna baju pilihlah yang cerah-cerah, Ibnu Taimiyah mengatakan ada hubungan antara madzhab dan batin kita, pakaian apa yang kita pakai itu mempengaruhi kondisi kejiwaan kita. Jangan pakai pakaian orang tua. Ada anak umur 25 tahun pakaiannya pakaian orang tua, bagaimana nanti kalau umurnya 50 tahun pakaiannya seperti apa. Tampillah sebagai anak muda. Cukur rambut yang bagus, cukur kumis yang rapi janggut dirapikan. Rapi, supaya kita kelihatan ada optimisms. Belajarlah sedikit latihan menatap supaya sorotan mata kita kuat, perlu sedikit latihan menatap. Misalnya di pagi hari atau sore hari menjelang matahari terbenam, antum tatap matahari dan tidak berkedip matanya. Kalau bisa antum bertahan 1 menit itu bagus, Latihan saja sendiri. Di dalam kamar ambil lilin, matikan lampu, antum tatap itu lilin dan matanya tidak berkedip dan tidak berair. Nanti kaiau sudah terbiasa pandangan matanya kuat. Jadi kalau olahraga teratur, sirkulasi udara bagus, pikiran jadi segar, tsaqafah kita bertambah mulai memakai pakaian yang cerah-cerah. Makanya Rasulullah itu senangnya memakai baju putih. Jangan pakai yang gelap-gelap atau warna yang tidak menunjukan semangat hidup. Jangan juga berpenampilan seperti orang tua. Sekadar untuk menunjukkan kita ini kelompok orang-orang shaleh kita pakai baju taqwa, itu pakaian orang Cina, pakailah baju yang segar agar dapat menunjukkan bahwa kita ada semangat. Walaupun Anda sudah berumur pun tetap pakai pakaian yang muda, jangan berpenampilan tua, Artinya kita harus merendahkan diri, sebab uban tanpa diundang dia akan datang. Tadi tidak perlu menua-nuakan diri dengan sekadar tampil kelihatan dewasa, tua, bijak. Tampillah sebagai anak muda yang gesit dan optimis.

Ketiga, bergaullah dengan orang-orang kaya, perbanyak teman-teman antum dan kalangan tersebut. Ini tidak bertentangan dengan hadits yang mengatakan dalam bab rezeki lihatlah kepada yang dibawah dan jangan lihat kepada yang di atas. Antum tidak sedang tamak ke hartanya, tetapi antum sedang belajar kepada mereka. Dahulu saya suka ceramah di kalangan orang-orang kaya. Waktu saya ceramah di rumahnya Abu Rizal Bakrie yang saat itu sedang berduit-duitnya, saya duduk dalam 1 karpet, ketika krismon pada waktu itu, sekretarisnya bilang pada waktu itu, tahu tidak berapa harga karpet ini. Saya bilang tidak tahu, saya pikir sejadah biasa. Dia bilang karpet ini harganya 100 ribu dollar. Karpet kecil harganya 1,6 M. Waktu saya selesai ceramah dikasih amplop, amplopnya tipis. Saya bilang sama sekretarisnya. Ini amplop kembalikan kepada dia. Bilang sama beliau saya cuma ingin berkawan dengan dia. Dia belajar agama sama saya, saya belajar dunia sama dia. Kalau saya terima ini, nanti saya dianggap ustadz dan dia tidak dengar kata-kata saya. Saya mau bersahabat dengan dia. Jangan kasih saya amplop lain kali. Supaya kita bergaul. Setiap kali saya datang ke kelompok yang pengusaha kaya itu saya selalu menolak, saya tidak terima ini saya ingin bergaul dengan bapak, saya ingin jadi teman.

Alhamdulillah dari situ saya banyak teman dari kelompok orang-orang kaya, dan kalau datang kita belajar, saya bertanya sama mereka kenapa begini, bagaimana caranya, bertanya kita belajar. Memang di jurusan saya dia belajar dari saya kalau ada yang perlu didoakan panggil saya, bisa. Tapi kan saya tidak punya ilmu bikin duit sebelumnya, saya perlu belajar dari orang yang ahli. Jadi dalam bab itu saya murid, dalam bab saya dia murid. Jangan karena kita sering ceramah, terus semua orang kita anggap murid dalam segala aspek.

Saya bergaul dengan orang-orang kaya dan saya belajar dengan mereka. Saya belajar bagaimana caranya bikin duit, bagaimana caranya bikin perusahaan sama-sama dan saya tidak malu. Bergaul dengan mereka itu dari sekarang. Jangan tamak pada hartanya tetapi ambil ilmunya. Jangan minder bergaul dengan orang kaya seperti itu. Awal lahirnya reformasi, setelah kalah dalam pemilu 1999, kita Poros Tengah kumpul di
rumahnya Fuad Bawazir. Semua orang diam, ada Amin Rais, Yusril, semuanya diam karena main. Karenanya kita semuanya kalah, tadinya sombong semua. Pak Amin Rais mengatakan sebelum pemilu, "Nanti Golkar kita lipat-lipat, kita tekuk-tekuk, kita kuburkan di masa lalu." Tidak tahunya Golkar masih di nomor 2. Partainya Pak Amin rendah perolehan suaranya. Suara umat Islam rendah, Jadi berkumpulah orang-orang kalah ini selama 2 hari. Waktu itu Pak Amin sedang dikejar-kejar terus oleh Dubes Amerika untuk membuat pernyataan bahwa pemenang pemilu legislatif yang paling layak jadi Presiden, tapi Pak Amin menghindar. Jadi saya datang ke rumah Pak Fuad Bawazier, saya
bilang Pak Fuad, saya ini bukang orang politik, saya ini ustadz. Yang saya pelajari dalam syariat kita ini kalau kita sedang kalah seperti ini jalan keluarnya adalah i'tikaf. Kita belajar banyak istighfar, tilawah dan seterusnya. Jauhi dulu wartawan, mungkin dosa-dosa kita banyak sehingga kita kalah. Dia bilang bener juga ya. Cuma kalau kita i'tikaf di Indonesia tetap saja diketahui wartawan. Kalau begitu kita umrah, Antum ikut ya dari PKS umrah. 4 orang dari PAN, dari PKS sekitar 3 orang, 4 orang ini naik bisnis first class, sedang kita dikasih ekonomi. Yang beli tiket dia
soalnya. Mau diprotes bagaimana. Kita cuma dihargai begini, terima apa adanya dahulu. Tapi waktu itu kita dengan lugu datang menghadap Pak Fuad. Saya bilang Pak Fuad berapa harga tiket First Class. Dia bilang pokoknya 2 kali lipat dari harga ekonomi. Jadi kalau tiket ekonomi pada waktu itu 1000 dollar harga first class itu sekitar 2000 dollar. Kenapa kita tidak sama-sama di kelas ekonomi saja, dan selisihnya kita infaqkan untuk orang miskin. Ini kan masyarakat kita lagi susah. Dia ketawa dia bilang ya akhi, nanti ini ana infaq lagi insya Allah untuk orang faqir, tapi ana tolong dong di first class tidak mungkin ana turun di kelas bawah.

Kita tidak tahu apa nilai yang berkembang pada orang kaya, kenyamanan itu adalah nilai pada mereka. Mereka menghemat energi, tenaga. Dan, angka besar pada kita itu angka kecil bagi mereka. Uang 1 milyar 2 milyar itu uang jajan. Kalau kita, belum tentu punya tabungan sampai mati sejumlah itu. Itu masalah cita rasa. Cita rasa pada orang kaya itu berbeda. Ini yang kita pelajari, yang dianggap besar oleh mereka itu adalah ini. Dengan begitu kita menjiplak sedikit emosinya. Karena dalam pergaulan itu, kalau kita bergaul dengan seseorang itu, kalau bukan api dia parfum, Kalau dia parfum dia menyebarkan wangi, kalau dia api menyebarkan panas, Orang jahat itu api, kalau anturn dekat-dekat akan menyebarkan panas. Orang baik itu parfum, kalau antum dekat-dekat setidak-tidaknya bau badan kita tertutupi oleh parfum tersebut. Jadi ikut-ikut karena kita ingin perbaiki selera. Jadi antum kalau punya waktu-waktu kosong jalang-jalanlah ke mall, lihat-lihat orang kaya tidak usah belanja, liha-lihat saja dulu, memperbaiki selera. Datang ke showroom mobil, datang ke pameran mobil, lihat-lihat pegang-pegang. Rajinlah berdo'a. Bergaullah dengan orang kaya.

Selain itu, rajinlah berinfaq walaupun kita miskin. Gunanya apa? Supaya antum tetap mengganggap uang itu kecil dan supaya tidak ada angka besar dalam fikiran kita. Misalnya kita punya tabungan 10 juta, infaqkan. Supaya antum meneguhkan, mesti ada yang lebih besar dari ini. Jadi angka itu terus bertambah di kepala kita, walaupun dalam kenyataannya belum. Tetapi dengan berinfaq seperti itu, kita memperbaiki cita rasa kita tentang angka. Bukan sekadar dapat pahala tetapi efek tarbawinya bagi kita akan bertambah terus. Kita belum pernah merasakan bagaimana menginfaqkan mobil, sekali waktu kita berusaha untuk menginfaqkan mobil. Begitu antum punya uang sedikit terus berinfaq, terus seperti itu kita latih sambil menjaga jarak. Kita membuat sirkulasi jadi bagus.

Kelima adalah mulailah melakukan bisnis real. Terjun ke dalam bisnis secara langsung. Karena Rasulullah SAW mengatakan 9 per 10 rezeki itu ada dalam perdagangan. Saya juga ingin menasehati ikhwah-ikhwah yang sudah jadi anggota DPR dan DPRD, jangan mengandalkan mata pencaharian dari gaji DPR dan DPRD. Itu bahaya. Sebab belum tentu kader-kader di Riau ini nanti masih menginginkan Pak Khairul untuk periode selanjutnya. Belum tentu juga jama'ah menunjuk kita lagi sebagai anggota dewan, padahal gaya hidup sudah berubah. Anak-anak kita kalau kenalan dengan orang, bapak saya anggota dewan padahal itu hanya sirkulasi. Jadi setiap kali kita mendapatkan pendapatan dari gaji karena pekerjaan seperti ini, kita-harus hati-hati itu bahaya. Jadi pendapatan paling bagus itu tetap dari bisnis. Oleh karena itu, mulai sekarang itu belajarlah terjun ke dunia bisnis.

Jatuh bangun waktu bisnis tidak ada masalah, terus saja belajar. Tidak ada juga orang langsung jadi kaya. Yang antum perlu terus berbisnis. Begitu juga dengan para ustadz, teruslah bisnis. Begitu juga dengan seluruh pengurus DPW-DPD dan seterusnya. Teruslah berbisnis. Lakukan bisnis sendiri. Sesibuk-sibuknya kita, kita perlu mempunyai bisnis sendiri sekecil-kecilnya. Tidak boleh tidak. Itulah sumber rezeki yang sebenarnya. Kalau antum mau kaya sumbernya adalah dagang. Rezeki itu datangnya dari 20 pintu, 19 pintu datangnya dari pedagang dan hanya 1 pintu untuk yang bekerja dengan keterampilan tangannya, yaitu para professional. Misalnya akuntan itu kan professional, pekerja pintar, tapi kalau sumber rezekinya satu makanya uangnya terbatas. DPR juga begitu sumbernya satu, yakni gaji bulanan, itu hanya 5 tahun. Itu pun
kalau tidak di PAW sebelumnya. Jadi kalau saya ketemu dengan ikhwah dari dewan, hari-hati jangan sampai mengandalkan mata pencaharian dari situ. Selain itu potongan dari DPP, DPW, DPD juga besar. Untuk ma'isyah sendiri kita harus cari di sumber lain.

Waktu kita terjun ke bisnis, kita pasti gagal. Gagal pertama, gagal kedua, gagal ketiga, gagal keempat tapi teruslah jangan pernah putus asa. Saya punya partner bisnis. Dia mulai bisnis umur 16 tahun, semua jenis pekerjaan sudah dia lakukan. Pada suatu waktu dia mempunyai 38 perusahaan tapi dari 38 perusahaan ini hanya 6 yang menghasilkan uang, Kita lihat berapa ruginya. Jadi seringkali kita salah pandang terhadap
orang kaya. Kita pikir tangannya tangan dingin semua yang disentuh jadi uang. Ternyata tidak juga.

Jadi hal-hal seperti itu harus kita hadapi secara wajar jangan shock kalau rugi. Jangan berfikir dengan berdagang antum akan cepat jadi kaya, yang menentukan antum cepat berhasil dalam dagang itu adalah secepat apa antum belajar. Cara belajar itu ada dua: baca buku atau sekolah atau bergaul dengan orang-orang sukses, nanti kalau sudah baca buku sudah bergaul dengan orang sukses, masih gagal juga. Teruslah berdagang, teruslah-bergaul, teruslah seperti itu karena setiap orang tidak tahu kapan saatnya dia ketemu dengan momentum lompatannya.